Rute penerbangan dari Denpasar ke Biak memberikan kemudahan dan fleksibilitas dalam hal pilihan transit bagi para penumpang. Untuk rute penerbangan ini, tersedia pilihan penerbangan dengan satu kali, dua kali hingga lebih airport transit di beberapa kota strategis yakni Makassar, Surabaya, Jakarta, Jayapura (Sentani), Timika, dan Sorong. Opsi penerbangan dengan satu, dua, tiga, hingga empat kali transit serta banyaknya pilihan waktu keberangkatan sangat membantu bagi penumpang untuk memilih yang paling sesuai dengan jadwal perjalanan mereka.
Durasi penerbangan dari Denpasar menuju Biak tergantung pada jumah kota transit yang dipilih penumpang. Jika memilih penerbangan dengan satu kota transit, durasi penerbangannya tersedia mulai dari 5 jam 0 menit hingga 16 jam 50 menit. Berbeda dengan jika penumpang memilih dua kota hingga lebih kota transit, durasi penerbangannya berkisar antara 12 jam 20 menit hingga 27 jam 50 menit. Dengan begitu, berbagai opsi durasi penerbangan ini dapat memberikan fleksibilitas bagi penumpang untuk memilih yang paling sesusi dengan preferensi dan kebutuhan perjalanan.
Tersedia berbagai maskapai untuk rute penerbangan dari Denpasar ke Biak dengan berbagai pilihan layanan dan fasilitas untuk para penumpang yakni Citilink, Garuda Indonesia, Lion Air, NAM Air, Sriwijaya Air. Tentunya beberapa maskapai ini memberikan penawaran pengalaman penerbangan yang berbeda-beda. Para penumpang dapat memilih maskapai yang paling sesuai dengan preferensi dari segi jadwal, harga, hingga kenyamanan.
Untuk harga tiket, bulan Juli menawarkan harga terbaik, mulai dari Rp2.516.300. Sedangkan untuk harga tiket termahal ada di bulan Januari dengan penawaran mulai dari Rp4.034.400. Nah, dengan memahami harga tiket yang fluktuatif dan berpola seperti ini justru memungkinkan penumpang untuk merencanakan perjalanan mereka lebih baik. Bahkan hal ini sangat membantu bagi penumpang menghemat biaya perjalanan.
Rute penerbangan dari Denpasar menuju Biak dimulai dari Bandara I Gusti Ngurah Rai. Bandara I Gusti Ngurah Rau adalah bandar udara internasional yang terletak di sebelah selatan Bali, Indonesia, tepatnya di Kecamatan Kuta, Badung, Bali sekitar 13 km dari Denpasar. Bandara ini adalah bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah bandara internasional Soekarno Hatta.
Bandara ini dibangun tahun 1930 dengan landasan pacu berupa airstrip sepanjang 700 meter dari rumput di tengah ladang dan kuburan desa Tuban. Pada periode semester I 2023, bandara ini tercatat melayani penumpang sebanyak 9.744.321 dan 64.648 pesawat udara.
Bandara I Gusti Ngurah Rai melayani rute domestik ke Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang, Yogyakarta, Labuan Bajo, Lombok, Kupang, Tambolaka, Kertajati, Balikpapan, Waingapu, Semarang, Bima, Solo. Selain itu, bandara ini juga melayani rute penerbangan internasional ke Pudong, Perth, Singapore, Kuala Lumpur, DonMuang, Hong Kong, Manila, Doha, Dili, Adelaide, Cairns, Sydney, Delhi, Brisbane, Hanoi, Ho Chi Minh, Melbourne, Taipei, Bangkok, Darwin, Dubai, Istanbul, Gold Coast, dan Incheon.
Untuk mencapai bandara I Gusti Ngurah Rai, terdapat moda transportasi seperti bus umum DAMRI (Sarbagita), taksi, Grab, dll.
Setelah melalui perjalanan udara dengan transit satu atau dua kali di beberapa kota strategis, para penumpang tiba di bandara Frans Kaisiepo sebagai bandara kedatangan.
Bandara Kaisiepo pertama kali didirikan pada 1 Mei 1953, terletak di Biak, Kabupaten Biak Numfor, Papua. Bandara ini dahulu menjadi pusat penerbanga di masa penjajahan Belanda dan masa pembebasan Irian Barat.
Bandara ini punya sejarah panjang di Indonesia, karena menyandang nama pahlawan nasional asal Papua yaitu Frans Kaisiepo pada tahun 1984. Frans Kaisiepo adalah pahlawan nasional yang lahir di Wardo dan pernah menjabat sebagai Gubernur Papua di tahun 1964-1973. Dahulu bandara ini bernama bandara Mokmer karena dibangun di tahun 1943 sebagai penunjang mobilitas tentara Jepang.
Bandara ini memiliki luas sekitar 206 hektar dengan landasan pacu berukuran panjang 3750 meter dan lebar 45 meter. Bandara ini pernah memiliki rute penerbangan angsung ke Honolulu, Hawai lho hingga sekarang yaitu dimulai dari periode 1996-1998.
Untuk mencapai bandara Kaisiepo, tersedia moda transportasi dari bus umum di konter yang ada mulai dari jam 7 pagi hingga jam 7 malam. Selain itu juga masih ada taksi yang melayani 24 jam.
Jadi, dengan demikian bandara I Gusti Ngurah Rai dan bandara Frans Kaisiepo menjadi titik awal dan akhir dari rute penerbangan Denpasar ke Biak.
Kota Biak atau kota yang diberi julukan Kota Karang Panas ini memiliki pantai yang sangat eksotis dengan keragaman soal budaya masyrakatnya. Berbagai destinasi wisata yang wajib kamu kunjungi jika berkunjung ke Biak antara lain Pantai Wari, Telaga Samares, Pantai batu Picah, Air Terjun Wafsarak, Pantai Bosnik, Gua Binsari, Pulau Owi, Air Terjun Karmon, Pulau Wundi, Pasar Bosnik, dll.
Kuliner di Biak yang menjadi makanan tradisional masyarakat suku Biak adalah pokem atau otong yang populer dengan nama gandum Papua. Pokem adalah terigu dari tumbuhan (tanaman) kelas Monocontiledonae, famili Gramineae, genus Sorghum, spesies Sorghum rumbrawer (L) mirip dengan gandum (Avena sativa). Selain itu, ikan tuna jenis sirip kuning juga menjadi kuliner khas karena Biak jadi pusat ekspor tuna.
Festival Biak Munara Wampasi adalah event tahunan dengan ritual budaya bernama Apen Bayeren. Pada ritual ini biasanya masyarakat membakar batu hingga berwarna merah. Batu tersebut panjangnya sekitar 10 meter dan akan diinjak dalam keadaan panas. Selain Apen Bayeren juga ada ritual memasang jaring di lautan dan ritual memanggil kuskus. Festival ini memberikan pengaruh baik untuk perekonomian masyarakat sekitar.
Beragam wisata dan festival yang ada di kota Biak membuat pengunjung tentunya tidak akan kehabisan hal-hal menarik untuk dinikmati dan diikuti selama berkunjung ke kota ini.
Rute penerbangan dari Denpasar ke Biak memberikan kemudahan dan fleksibilitas dalam hal pilihan transit bagi para penumpang. Untuk rute penerbangan ini, tersedia pilihan penerbangan dengan satu kali, dua kali hingga lebih airport transit di beberapa kota strategis yakni Makassar, Surabaya, Jakarta, Jayapura (Sentani), Timika, dan Sorong. Opsi penerbangan dengan satu, dua, tiga, hingga empat kali transit serta banyaknya pilihan waktu keberangkatan sangat membantu bagi penumpang untuk memilih yang paling sesuai dengan jadwal perjalanan mereka.
Durasi penerbangan dari Denpasar menuju Biak tergantung pada jumah kota transit yang dipilih penumpang. Jika memilih penerbangan dengan satu kota transit, durasi penerbangannya tersedia mulai dari 5 jam 0 menit hingga 16 jam 50 menit. Berbeda dengan jika penumpang memilih dua kota hingga lebih kota transit, durasi penerbangannya berkisar antara 12 jam 20 menit hingga 27 jam 50 menit. Dengan begitu, berbagai opsi durasi penerbangan ini dapat memberikan fleksibilitas bagi penumpang untuk memilih yang paling sesusi dengan preferensi dan kebutuhan perjalanan.
Tersedia berbagai maskapai untuk rute penerbangan dari Denpasar ke Biak dengan berbagai pilihan layanan dan fasilitas untuk para penumpang yakni Citilink, Garuda Indonesia, Lion Air, NAM Air, Sriwijaya Air. Tentunya beberapa maskapai ini memberikan penawaran pengalaman penerbangan yang berbeda-beda. Para penumpang dapat memilih maskapai yang paling sesuai dengan preferensi dari segi jadwal, harga, hingga kenyamanan.
Untuk harga tiket, bulan Juli menawarkan harga terbaik, mulai dari Rp2.516.300. Sedangkan untuk harga tiket termahal ada di bulan Januari dengan penawaran mulai dari Rp4.034.400. Nah, dengan memahami harga tiket yang fluktuatif dan berpola seperti ini justru memungkinkan penumpang untuk merencanakan perjalanan mereka lebih baik. Bahkan hal ini sangat membantu bagi penumpang menghemat biaya perjalanan.
Rute penerbangan dari Denpasar menuju Biak dimulai dari Bandara I Gusti Ngurah Rai. Bandara I Gusti Ngurah Rau adalah bandar udara internasional yang terletak di sebelah selatan Bali, Indonesia, tepatnya di Kecamatan Kuta, Badung, Bali sekitar 13 km dari Denpasar. Bandara ini adalah bandara tersibuk kedua di Indonesia setelah bandara internasional Soekarno Hatta.
Bandara ini dibangun tahun 1930 dengan landasan pacu berupa airstrip sepanjang 700 meter dari rumput di tengah ladang dan kuburan desa Tuban. Pada periode semester I 2023, bandara ini tercatat melayani penumpang sebanyak 9.744.321 dan 64.648 pesawat udara.
Bandara I Gusti Ngurah Rai melayani rute domestik ke Jakarta, Surabaya, Ujung Pandang, Yogyakarta, Labuan Bajo, Lombok, Kupang, Tambolaka, Kertajati, Balikpapan, Waingapu, Semarang, Bima, Solo. Selain itu, bandara ini juga melayani rute penerbangan internasional ke Pudong, Perth, Singapore, Kuala Lumpur, DonMuang, Hong Kong, Manila, Doha, Dili, Adelaide, Cairns, Sydney, Delhi, Brisbane, Hanoi, Ho Chi Minh, Melbourne, Taipei, Bangkok, Darwin, Dubai, Istanbul, Gold Coast, dan Incheon.
Untuk mencapai bandara I Gusti Ngurah Rai, terdapat moda transportasi seperti bus umum DAMRI (Sarbagita), taksi, Grab, dll.
Setelah melalui perjalanan udara dengan transit satu atau dua kali di beberapa kota strategis, para penumpang tiba di bandara Frans Kaisiepo sebagai bandara kedatangan.
Bandara Kaisiepo pertama kali didirikan pada 1 Mei 1953, terletak di Biak, Kabupaten Biak Numfor, Papua. Bandara ini dahulu menjadi pusat penerbanga di masa penjajahan Belanda dan masa pembebasan Irian Barat.
Bandara ini punya sejarah panjang di Indonesia, karena menyandang nama pahlawan nasional asal Papua yaitu Frans Kaisiepo pada tahun 1984. Frans Kaisiepo adalah pahlawan nasional yang lahir di Wardo dan pernah menjabat sebagai Gubernur Papua di tahun 1964-1973. Dahulu bandara ini bernama bandara Mokmer karena dibangun di tahun 1943 sebagai penunjang mobilitas tentara Jepang.
Bandara ini memiliki luas sekitar 206 hektar dengan landasan pacu berukuran panjang 3750 meter dan lebar 45 meter. Bandara ini pernah memiliki rute penerbangan angsung ke Honolulu, Hawai lho hingga sekarang yaitu dimulai dari periode 1996-1998.
Untuk mencapai bandara Kaisiepo, tersedia moda transportasi dari bus umum di konter yang ada mulai dari jam 7 pagi hingga jam 7 malam. Selain itu juga masih ada taksi yang melayani 24 jam.
Jadi, dengan demikian bandara I Gusti Ngurah Rai dan bandara Frans Kaisiepo menjadi titik awal dan akhir dari rute penerbangan Denpasar ke Biak.
Kota Biak atau kota yang diberi julukan Kota Karang Panas ini memiliki pantai yang sangat eksotis dengan keragaman soal budaya masyrakatnya. Berbagai destinasi wisata yang wajib kamu kunjungi jika berkunjung ke Biak antara lain Pantai Wari, Telaga Samares, Pantai batu Picah, Air Terjun Wafsarak, Pantai Bosnik, Gua Binsari, Pulau Owi, Air Terjun Karmon, Pulau Wundi, Pasar Bosnik, dll.
Kuliner di Biak yang menjadi makanan tradisional masyarakat suku Biak adalah pokem atau otong yang populer dengan nama gandum Papua. Pokem adalah terigu dari tumbuhan (tanaman) kelas Monocontiledonae, famili Gramineae, genus Sorghum, spesies Sorghum rumbrawer (L) mirip dengan gandum (Avena sativa). Selain itu, ikan tuna jenis sirip kuning juga menjadi kuliner khas karena Biak jadi pusat ekspor tuna.
Festival Biak Munara Wampasi adalah event tahunan dengan ritual budaya bernama Apen Bayeren. Pada ritual ini biasanya masyarakat membakar batu hingga berwarna merah. Batu tersebut panjangnya sekitar 10 meter dan akan diinjak dalam keadaan panas. Selain Apen Bayeren juga ada ritual memasang jaring di lautan dan ritual memanggil kuskus. Festival ini memberikan pengaruh baik untuk perekonomian masyarakat sekitar.
Beragam wisata dan festival yang ada di kota Biak membuat pengunjung tentunya tidak akan kehabisan hal-hal menarik untuk dinikmati dan diikuti selama berkunjung ke kota ini.