Wonosari merupakan ibu kota Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sekaligus menjadi kecamatan terbesar di kabupaten ini. Karena letaknya yang hanya berjarak 40 kilometer dari pusat Kota Yogyakarta, kecamatan ini sering dikunjungi banyak wisatawan.
Sebagian Kabupaten Gunung Kidul memiliki iklim tropis kering, di mana pada saat musim kemarau, warga kesulitan mendapatkan air bersih seperti yang dialami Kecamatan Wonosari dengan musim kemarau dari Maret hingga Desember. Suhu rata-rata di kecamatan ini berkisar antara 25-30 derajat celsius.
Tak mau kalah dengan kecamatan tetangganya, Wonosari telah membenahi aspek pariwisata yang dimilikinya dengan berbagai promosi dan kemudahan akses wisata. Di kecamatan ini, Anda dapat menemukan hotel sejenis losmen atau wisma. Tempat makan dan akses jalan yang beraspal menjadi bukti lain kesungguhan pemerintah daerah untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kecamatan Wonosari.
Bandara terdekat adalah Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta yang berada di Kabupaten Sleman. Jika Anda ingin menggunakan angkutan umum ke Wonosari, maka Anda harus berjalan ke luar bandara menuju jalan utama, yaitu Jl. Yogya – Solo. Di sini, Anda harus naik angkutan umum yang menuju Janti dengan jarak kurang lebih 800 meter. Dari Janti, perjalanan dilanjutkan dengan angkutan umum nomor 7 dengan tujuan Terminal Giwangan, di mana tersedia angkutan dengan rute Wonosari.
Jika Anda ingin lebih nyaman dapat naik taksi atau menyewa mobil dari bandara ke Wonosari.
Transportasi Darat
Kereta api menjadi moda transportasi efektif tanpa macet untuk ke Yogyakarta. Anda harus turun di Stasiun Tugu untuk kereta api kelas Bisnis dan Eksekutif, kemudian melanjutkan perjalanan ke arah Malioboro dengan berjalan kaki. Dari sini, Anda naik bus Transjogja dengan tujuan Terminal Giwangan. Dari terminal, segera naiki bus dengan tujuan Yogya–Wonosari.
Goa Pari berada di lahan perorangan di area bebatuan karst. Secara administratif, goa ini masuk ke daerah Padukuhan Duwetrejo, Desa Karangtengah. Berdasarkan cerita rakyat setempat, Goa Pari merupakan peninggalan Eyang Kertisuto. Goa ini ditemukan pada 1816 dan dianggap angker oleh masyarakat setempat, sehingga tidak ada yang berani masuk ke goa tersebut.
Ketika masa kemerdekaan, goa ini dijadikan tempat penyimpanan pari atau padi dalam bahasa setempat, agar tidak dirampas oleh tentara Belanda. Oleh karena itu, goa ini dinamakan Goa Pari.
Goa alami ini memiliki panjang dari pintu masuk ke pintu keluar mencapai 250 meter dengan lebar sekitar 20 meter dan ketinggian dasar goa ke langit-langit mencapai 15 meter. Goa ini dihiasi ornamen stalakmit dan tiang penyangga yang telah mengalami proses hingga ratusan tahun lamanya. Batu bintang yang ada di dalam goa akan berpendar indah ketika mendapat cahaya dari lampu senter.
Goa Bening berjarak 250 meter dari Goa Pari. Goa ini memiliki mata air yang bening sesuai dengan namanya. Sumber mata air ini ditemukan oleh Eyang Kertisuto. Mata air ini tidak pernah kering, bahkan di musim kemarau sekalipun. Oleh karena itu, air dari sumber mata air ini dialirkan melalui pipa ke dusun-dusun yang biasa mengalami kesulitan air di musim kemarau.
Goa ini berada di tepi jalan raya Tepus, tepatnya di lembah karst bernama Lembah Mulo. Di dasar lembah berketinggian kurang lebih 70 meter ini, terdapat sumber mata air bagi warga sekitar di musim kemarau. Goa Ngingrong terbagi dua, di sebelah barat dan timur. Goa yang sebelah barat berada di dasar lembah, sedangkan goa yang di sebelah timur mempunyai sumber mata air bawah tanah dan air terjun. Goa ini memiliki medan yang cukup sulit, sehingga diperlukan peralatan yang lengkap untuk menjelajah ke dalam goa.
Goa ini pernah diteliti oleh peneliti berkebangsaan Inggris dengan staf Departemen Pekerjaan Umum dalam rangka pemetaan hidrologi di wilayah cekungan Yogyakarta. Penjelajahan ini menjadi momen menerangi goa untuk pertama kalinya dan memetakan sungai bawah tanah yang ada di goa tersebut.
Tegalarum Adventure Park menjadi salah satu objek wisata alternatif bagi keluarga. Dengan lokasinya yang berada di Desa Sidorejo, Karangtengah, Tegalarum Adventure Park menawarkan berbagai paket wisata yang cocok untuk keluarga. Di kawasan ini, Anda dapat memilih kegiatan yang bisa dilakukan seperti berikut ini:
Menelusuri sepanjang Sungai Gempal dan Sungai Bachin yang dilatari hijaunya persawahan dapat menjadi petualang asyik bagi Anda yang ingin berwisata di alam terbuka. Dengan durasi perjalanan mencapai 2 jam, Anda akan mendapatkan sensasi liburan yang menantang dan tak terlupakan. Hidangan es kelapa muda akan menyambut para peserta River Tubing di garis finish. Anda hanya perlu mengeluarkan biaya Rp50.000 per orang untuk merasakan wisata memacu adrenalin ini.
Motor trail dan ATV menjadi petualang selanjutnya yang bisa Anda temukan di sini. Jalan berliku melewati area persawahan dan sungai akan membuat peserta Fun Trail semakin bersemangat menyelesaikan track. Nikmati keseruan pengalaman menjadi pembalap di arena alam dengan melintasi 3 putaran yang menegangkan dengan harga yang terjangkau, yaitu Rp30.000 per orang.
Body rafting merupakan pengembangan dari permainan arung jeram di sungai dengan jeram yang kecil. Menyusuri keindahan sungai langsung di dalamnya dengan berjaket pelampung lengkap menjadikan wisata ini diminati oleh pengunjung. Nikmati paket ini dengan harga Rp30.000 per orang.
Paket ini memiliki 2 jenis tantangan yang harus Anda taklukkan, yaitu menyeberangi sungai dengan panjang lintasan 100 meter atau menikmati pemandangan hutan jati dari ketinggian dengan lintasan sepanjang 80 meter. Harga paket hanya Rp25.000 hingga Rp.20.000 per orang.
Tegalarum memiliki paket outbound yang dibagi menjadi empat kategori, yaitu PAUD, pelajar, mahasiswa, dan umum. Tingkat tantangannya pun disesuaikan dengan kemampuan peserta. Dengan harga yang terjangkau dan paket permainan yang menarik, menjadikan program outbound Tegalarum sangat diminati para pengunjung.
Untuk melengkapi keseruan dalam menikmati setiap paket yang ditawarkan, Anda dapat menginap di homestay village yang tersedia di kawasan ini. Homestay yang menawarkan konsep alam pedesaan yang tenang dan alami dapat menjadikan liburan Anda dan keluarga lebih berkesan.
Berburu kuliner di daerah Wonosari akan memberikan pengalaman menikmati menu yang berbeda dari daerah lain. BErikut wisata kuliner yang ada di Wonosari:
Nasi merah menjadi kuliner khas Wonosari khususnya dan Kabupaten Gunung Kidul pada umumnya. Beras merah sangat baik untuk kesehatan karena memiliki kadar protein yang lebih tinggi daripada beras putih yang mengandung lebih banyak karbohidrat. Kelebihan lainnya, beras merah ini dihasilkan dari pertanian organik berupa ladang sawah Gogo yang tidak menggunakan pestisida.
Sayur ini menjadi kuliner sehari-hari masyarakat yang menggunakan bahan baku santan kental dengan lombok merah dan ijo (cabe), kemiri, dan tempe kedelai yang dipotong kecil-kecil, serta aneka bumbu yang memberi rasa sedap pada sayur ini. Sayur ini sangat pas jika disajikan dengan nasi merah.
Di daerah ini, walang atau belalang adalah menu yang biasa disajikan dengan cara digoreng. Belalang yang digunakan adalah belalang kayu yang kaya akan protein. Belalang ini banyak terdapat di musim kemarau.
Gatot adalah makanan yang terbuat dari singkong yang dikeringkan. Cara pembuatannya adalah dengan mengupas ketela dan menjemurnya hingga menjadi gaplek. Kemudian, gaplek yang telah menjadi gatot yang telah kering, direndam selama 12 jam, lalu dicuci bersih untuk dipotong kecil-kecil. Kukus gatot ini selama 2 jam, kemudian dinginkan. Dalam penyajiannya, gatot ini dihidangkan bersama parutan kelapa yang telah ditambah garam dan gula.
Tiwul berasal dari tepung gaplek. Dulu, ketika musim paceklik sering melanda Kabupaten Gunung Kidul, tiwul menjadi makanan utama masyarakat. Namun kini, kecintaan pada tiwul tidak hilang hingga menjadi kuliner khas daerah ini. Tiwul disajikan dengan cara mengolah tepung gaplek dan menambahkan gula Jawa dalam adonan untuk memberi rasa manis, kemudian adonan ini dikukus. Penyajian tiwul ini juga menggunakan parutan kelapa yang telah diberi gula dan garam.