Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, tidak hanya menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal tetapi juga bagi wisatawan internasional. Setiap sudutnya menyimpan pesona alam yang menakjubkan, dan salah satunya adalah keindahan Buton. Meskipun tidak ada penerbangan langsung antara kedua kota ini, namun tersedia beberapa opsi penerbangan dengan satu atau dua transit. Beberapa maskapai yang sering melayani rute ini antara lain Garuda Indonesia, Lion Air, dan Wings Air. Lama durasi perjalanan berkisar 10 – 11 jam perjalanan.
Harga tiket yang ditawarkan untuk menuju Bau-Bau Buton dari Lewoleba sangat lah beragam, terlebih lagi karena tidak ada nya penerbangan langsung. Harga tiket termurah yang dapat pelancong sediakan untuk menuju ke Bau-Bau dapat berkisar Rp. 5.600.000 (harga tiket dari LWE – UPG (Rp. 3.900.000) ditambah dengan dari UPG – BUW(Rp. 1.700.000)) dengan 2 kali penerbangan dengan membeli 2 tiket berbeda. Rute penerbangan yang akan dilalui pelancong berawal dari Lewoleba menuju Makassar (UPG). Perjalanan di mulai dari Wonoplto Airport menuju ke el Tari Airport, Kupang (KOE) dengan waktu tempu 50 menit. Sampai di Kupang, pelancong melakukan transit selama 2 jam 50 menit. Lalu, dari Kupang (KOE) pesawat akan menuju ke Ngurah Rai International Airport, Bali (DPS) dengan waktu tempuh 1 jam 55 menit. Sesampainya di Ngurah Rai International Airport, Pelancong kembali melakukan Transit dengan durasi 3 jam 20 menit. Setelah itu, baru pelancong akan melanjutkan perjalanan menuku Bandara hasanuddin, Makassar (UPG) dengan waktu tempuh 1 jam.
Setelah sampai di Makassar, Pelancong dapat kembali membeli tiket untuk menuju ke Bau-Bau, Buton. Dari UPG, Makassar, pelancong dapat langsung menuju ke Bau-Bau buton, dengan mendarat di Betoambri Airport, Bau-Bau Buton. Waktu perjalanan yang ditempuh dari Makassar ke Bau Bau adalah 1 jam 15 menit dengan penerbangan langsung tanpa transit.
Bandara Lewoleba (LWE) sebagai bandara keberangkatan. Bandara Lewoleba (LWE) adalah gerbang udara yang melayani kota Lewoleba dan sekitarnya. Terletak di Pulau Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, bandara ini menjadi salah satu akses utama bagi penduduk lokal dan wisatawan yang ingin mengunjungi wilayah ini. Bandara Lewoleba terletak sekitar 4 kilometer dari pusat kota Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata. Lokasinya yang relatif dekat dengan pusat kota membuatnya mudah diakses baik dengan transportasi umum maupun taksi. Meskipun fasilitas transportasi umum di Lembata mungkin tidak sebanyak di pulau-pulau lain di Indonesia, tetapi tersedia berbagai pilihan seperti ojek, angkutan umum, dan taksi yang dapat membawa penumpang ke bandara. Sebagai bandara regional, Bandara Lewoleba melayani penerbangan dari dan ke beberapa kota di Indonesia. Meskipun pilihan penerbangan mungkin tidak sebanyak di bandara internasional yang lebih besar, namun beberapa maskapai seperti Garuda Indonesia, Lion Air, dan Wings Air menyediakan layanan penerbangan dari dan ke Bandara Lewoleba.
Bandara Lewoleba memiliki peran penting dalam mengembangkan pariwisata lokal di Pulau Lembata. Dengan memberikan akses udara yang mudah bagi wisatawan, bandara ini membantu meningkatkan kunjungan wisata ke destinasi-destinasi populer di Lembata, seperti Pantai Nemberala dan Gunung Ile Boleng. Selain itu, bandara ini juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dengan memfasilitasi perjalanan bisnis dan perdagangan di wilayah ini.
Bandara Betoambri sebagai bandara kedatangan. Bandara Betoambari, juga dikenal sebagai Bau-Bau Airport, adalah gerbang udara utama ke kota Bau-Bau dan sekitarnya di Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Bandara Betoambari terletak sekitar 15 kilometer dari pusat kota Bau-Bau, dengan waktu perjalanan sekitar 30-45 menit tergantung pada kondisi lalu lintas. Meskipun bukan bandara besar, Bandara Betoambari tetap menjadi pusat penting bagi transportasi udara di wilayah tersebut. Setelah tiba di Bandara Betoambari, penumpang memiliki beberapa opsi untuk melanjutkan perjalanan mereka ke tujuan akhir di Bau-Bau atau destinasi lain di Pulau Buton. Beberapa opsi transportasi yang tersedia di bandara ini termasuk: Taksi, ojek, dan Transportasi umum yang tersedia di depan terminal untuk mengantarkan penumpang ke berbagai lokasi di kota Bau-Bau atau sekitarnya.
Kota Buton, terletak di Pulau Buton yang merupakan bagian dari Kepulauan Tukangbesi di Provinsi Sulawesi Tenggara, adalah destinasi yang menawarkan pesona alam yang memikat serta kekayaan budaya yang unik. Salah satu daya tarik utama Buton adalah Pantai Nirwana, dengan pasir putihnya yang lembut dan air laut yang jernih. Selain itu, Pulau Buton juga dikenal karena keindahan alam bawah lautnya yang menakjubkan, menjadikannya surga bagi para penyelam.
Selain keindahan alamnya, Buton juga kaya akan sejarah dan budaya. Salah satu situs bersejarah yang terkenal di sini adalah Benteng Wolio, sebuah benteng kuno yang menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa sejarah di masa lalu. Selain itu, wisatawan juga dapat menjelajahi desa-desa tradisional Buton yang masih mempertahankan adat dan tradisi mereka dengan kokoh.
Kota Bau-Bau sendiri juga menawarkan berbagai atraksi menarik, mulai dari pasar tradisional yang ramai hingga pusat kerajinan lokal di mana wisatawan dapat membeli souvenir khas Buton sebagai kenang-kenangan.
Indonesia, dengan kekayaan alamnya yang melimpah, tidak hanya menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal tetapi juga bagi wisatawan internasional. Setiap sudutnya menyimpan pesona alam yang menakjubkan, dan salah satunya adalah keindahan Buton. Meskipun tidak ada penerbangan langsung antara kedua kota ini, namun tersedia beberapa opsi penerbangan dengan satu atau dua transit. Beberapa maskapai yang sering melayani rute ini antara lain Garuda Indonesia, Lion Air, dan Wings Air. Lama durasi perjalanan berkisar 10 – 11 jam perjalanan.
Harga tiket yang ditawarkan untuk menuju Bau-Bau Buton dari Lewoleba sangat lah beragam, terlebih lagi karena tidak ada nya penerbangan langsung. Harga tiket termurah yang dapat pelancong sediakan untuk menuju ke Bau-Bau dapat berkisar Rp. 5.600.000 (harga tiket dari LWE – UPG (Rp. 3.900.000) ditambah dengan dari UPG – BUW(Rp. 1.700.000)) dengan 2 kali penerbangan dengan membeli 2 tiket berbeda. Rute penerbangan yang akan dilalui pelancong berawal dari Lewoleba menuju Makassar (UPG). Perjalanan di mulai dari Wonoplto Airport menuju ke el Tari Airport, Kupang (KOE) dengan waktu tempu 50 menit. Sampai di Kupang, pelancong melakukan transit selama 2 jam 50 menit. Lalu, dari Kupang (KOE) pesawat akan menuju ke Ngurah Rai International Airport, Bali (DPS) dengan waktu tempuh 1 jam 55 menit. Sesampainya di Ngurah Rai International Airport, Pelancong kembali melakukan Transit dengan durasi 3 jam 20 menit. Setelah itu, baru pelancong akan melanjutkan perjalanan menuku Bandara hasanuddin, Makassar (UPG) dengan waktu tempuh 1 jam.
Setelah sampai di Makassar, Pelancong dapat kembali membeli tiket untuk menuju ke Bau-Bau, Buton. Dari UPG, Makassar, pelancong dapat langsung menuju ke Bau-Bau buton, dengan mendarat di Betoambri Airport, Bau-Bau Buton. Waktu perjalanan yang ditempuh dari Makassar ke Bau Bau adalah 1 jam 15 menit dengan penerbangan langsung tanpa transit.
Bandara Lewoleba (LWE) sebagai bandara keberangkatan. Bandara Lewoleba (LWE) adalah gerbang udara yang melayani kota Lewoleba dan sekitarnya. Terletak di Pulau Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, bandara ini menjadi salah satu akses utama bagi penduduk lokal dan wisatawan yang ingin mengunjungi wilayah ini. Bandara Lewoleba terletak sekitar 4 kilometer dari pusat kota Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata. Lokasinya yang relatif dekat dengan pusat kota membuatnya mudah diakses baik dengan transportasi umum maupun taksi. Meskipun fasilitas transportasi umum di Lembata mungkin tidak sebanyak di pulau-pulau lain di Indonesia, tetapi tersedia berbagai pilihan seperti ojek, angkutan umum, dan taksi yang dapat membawa penumpang ke bandara. Sebagai bandara regional, Bandara Lewoleba melayani penerbangan dari dan ke beberapa kota di Indonesia. Meskipun pilihan penerbangan mungkin tidak sebanyak di bandara internasional yang lebih besar, namun beberapa maskapai seperti Garuda Indonesia, Lion Air, dan Wings Air menyediakan layanan penerbangan dari dan ke Bandara Lewoleba.
Bandara Lewoleba memiliki peran penting dalam mengembangkan pariwisata lokal di Pulau Lembata. Dengan memberikan akses udara yang mudah bagi wisatawan, bandara ini membantu meningkatkan kunjungan wisata ke destinasi-destinasi populer di Lembata, seperti Pantai Nemberala dan Gunung Ile Boleng. Selain itu, bandara ini juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal dengan memfasilitasi perjalanan bisnis dan perdagangan di wilayah ini.
Bandara Betoambri sebagai bandara kedatangan. Bandara Betoambari, juga dikenal sebagai Bau-Bau Airport, adalah gerbang udara utama ke kota Bau-Bau dan sekitarnya di Pulau Buton, Provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Bandara Betoambari terletak sekitar 15 kilometer dari pusat kota Bau-Bau, dengan waktu perjalanan sekitar 30-45 menit tergantung pada kondisi lalu lintas. Meskipun bukan bandara besar, Bandara Betoambari tetap menjadi pusat penting bagi transportasi udara di wilayah tersebut. Setelah tiba di Bandara Betoambari, penumpang memiliki beberapa opsi untuk melanjutkan perjalanan mereka ke tujuan akhir di Bau-Bau atau destinasi lain di Pulau Buton. Beberapa opsi transportasi yang tersedia di bandara ini termasuk: Taksi, ojek, dan Transportasi umum yang tersedia di depan terminal untuk mengantarkan penumpang ke berbagai lokasi di kota Bau-Bau atau sekitarnya.
Kota Buton, terletak di Pulau Buton yang merupakan bagian dari Kepulauan Tukangbesi di Provinsi Sulawesi Tenggara, adalah destinasi yang menawarkan pesona alam yang memikat serta kekayaan budaya yang unik. Salah satu daya tarik utama Buton adalah Pantai Nirwana, dengan pasir putihnya yang lembut dan air laut yang jernih. Selain itu, Pulau Buton juga dikenal karena keindahan alam bawah lautnya yang menakjubkan, menjadikannya surga bagi para penyelam.
Selain keindahan alamnya, Buton juga kaya akan sejarah dan budaya. Salah satu situs bersejarah yang terkenal di sini adalah Benteng Wolio, sebuah benteng kuno yang menjadi saksi bisu dari berbagai peristiwa sejarah di masa lalu. Selain itu, wisatawan juga dapat menjelajahi desa-desa tradisional Buton yang masih mempertahankan adat dan tradisi mereka dengan kokoh.
Kota Bau-Bau sendiri juga menawarkan berbagai atraksi menarik, mulai dari pasar tradisional yang ramai hingga pusat kerajinan lokal di mana wisatawan dapat membeli souvenir khas Buton sebagai kenang-kenangan.