Cari

Selengkapnya tentang Salatiga

Kota yang terletak di kaki Gunung Merbabu ini menawarkan suasana yang sejuk, ramah, dan menenteramkan hati. Oleh karena itu, ketika telah penat dengan kesibukan sehari-hari, tidak ada salahnya Anda berlibur ke kota berslogan “Hati Beriman” ini. Untuk memulai penjelajahan, 40 tempat wisata di Salatiga ini bisa menjadi pilihan asyik untuk dikunjungi.

1. Bundaran Jam Kota Salatiga

Petualangan di Salatiga sangat pas dimulai dari tugu yang menandai kilometer nol kota ini. Dari sinilah, jarak Salatiga ke berbagai kota mulai diperhitungkan. Bukan hanya itu, di sekeliling tugu kota ini juga terdapat banyak bangunan bersejarah. Untuk mengunjungi Tugu Bundaran Jam Salatiga, Anda bisa naik angkutan kota jalur apa saja menuju pusat kota.

Di bagian timur tugu, Anda akan mendapati gedung Bank Pembangunan Daerah. Gedung tersebut dibangun oleh kaum kolonial Belanda dan dulunya merupakan hotel yang sangat mewah dan bergengsi di zamannya, Hotel Kalitaman (Hotel Kaloka). Hotel yang mulai beroperasi pada tahun 1900 ini dibangun untuk menyambut Pangeran Henry William Frederick, putra dari Raja William II, yang ingin berkunjung ke Salatiga. Di Indonesia, gaya arsitektur hotel dengan pilar-pilar besar dipopulerkan oleh Gubernur Jenderal Herman William Daendels.

2. Kolam Renang Kalitaman

Untuk Anda pencinta olahraga renang, sempatkanlah untuk berkunjung ke Kolam Renang Kalitaman di Jalan Kalitaman, kolam renang peninggalan Belanda yang telah eksis sejak tahun 1927. Karena lokasinya tidak jauh dari Tugu Bundaran Jam Salatiga, Anda juga bisa berjalan kaki saja ke kolam renang ini. Kolam ini benar-benar ditujukan untuk memfasilitasi olahraga berenang sehingga tidak memiliki aneka fasilitas permainan air. Kolam renang kuno berstandar internasional ini pernah dipilih sebagai tempat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) I untuk cabang olahraga renang.

Untuk masuk ke kolam renang ini, Anda pun tidak perlu membayar mahal. Cukup dengan membayar tiket seharga Rp2.000, Anda sudah bisa bersenang-senang di Kolam Renang Kalitaman dari pukul 6.00-17.00 WIB. Selain itu, pastikan Anda tidak berkunjung pada hari Kamis karena kolam sedang dibersihkan.

3. Mama Farm Hidroponik

Bercocok tanam tidak lagi harus membutuhkan lahan yang luas. Dengan menerapkan sistem hidroponik, aneka tanaman yang segar dipandang mata dapat dibudidayakan di rumah berlahan sempit. Sebelum memulai, ada baiknya Anda mengambil ilmu tentang hidroponik terlebih dahulu kepada ahlinya. Mumpung sedang berlibur di Salatiga, berkunjunglah ke Mama Farm Hidroponik milik Maya Amelia. Ibu muda beranak satu ini memang merupakan sarjana pertanian dari Institut Pertanian Bogor dan banyak meneliti tentang hidroponik.

Sebelum mengunjungi Mama Farm di Jalan Pudaksari, buatlah janji temu terlebih dahulu ke nomor 0815 4271 6715 dan dapatkanlah pelatihan hidroponik gratis. Selanjutnya, dari Kolam Renang Kalitaman, Anda bisa berjalan kaki ke Mama Farm atau menumpang ojek online yang kini juga bisa ditemukan di Salatiga. Sambil menyaksikan aneka sayuran dan buah yang dibudidayakan oleh Maya di lahan rumahnya yang terbatas, Anda pun bisa menanyakan berbagai hal tentang hidroponik. Sebelum pulang, Anda bisa membeli aneka bahan yang diperlukan jika ingin segera menerapkan sistem hidroponik di rumah.

4. Prasasti Plumpungan

Menurut sejarah, Salatiga merupakan nama sebuah tanah perdikan yang dinyatakan dalam Prasasti Plumpungan. Oleh karena itu, Prasasti Plumpungan merupakan salah satu situs sejarah yang tidak boleh Anda lewatkan ketika berlibur ke kota Salatiga. Terletak di Desa Plumpungan, situs prasasti ini dapat dicapai dengan naik angkutan kota jalur 03 dari pusat kota di Jalan Pattimura. Anda pun bisa datang kapan saja ke situs prasasti ini kapan saja, tanpa dipungut biaya sepeser pun.

5. Desa Mandiri Qaryah Thayyibah

Beternak sapi dan membangun bioster membuat penduduk Desa Qaryah Thayyibah tidak perlu lagi bergantung kepada gas ataupun minyak tanah yang diedarkan oleh pemerintah. Pasalnya, kotoran sapi yang diolah melalui bioster menghasilkan biogas yang sangat mencukupi sebagai bahan bakar untuk memasak.

Bukan hanya itu keunikan desa ini. Lihat juga Sekolah Alternatif Qaryah Thayyibah, solusi sekolah untuk warga desa dan masyarakat dari kalangan ekonomi bawah. Melalui sistem yang diterapkan, sekolah ini menghilangkan jurang pemisah antara siswa dan guru, serta antara sekolah dengan masyarakat. Dengannya, Qaryah Thayyibah membangun sistem pendidikan yang hangat dan menyeluruh tanpa dibayangi ‘hantu’ birokrasi. Desa Qaryah Thayyibah dapat dicapai dari pusat kota Salatiga dengan menumpang angkutan kota jalur 04 (jurusan Kalibening). Angkutan ini mudah ditemukan dari Jalan Buk Suling.

6. Pasar Shopping

Jika Anda suka berburu barang-barang bekas, cobalah berjalan dari tugu jam menuju Jalan Jenderal Sudirman. Temukanlah Pasar Shopping dan dapatkan barang-barang menarik yang bisa dibeli dengan harga miring. Selama hari belum gelap, Anda bisa memastikan berbagai toko di Pasar Shopping masih menggelar dagangannya. Bangunan pasar ini juga dibangun oleh kolonial Belanda dan masih bertahan sampai saat ini. Namun tahukah Anda bahwa, dahulu, area ini dimanfaatkan sebagai terminal bus?

Arsitektur bangunan dibuat dengan memanfaatkan kontur kota Salatiga yang memiliki banyak cekungan. Bangunan terminal dibuat bertingkat dan mengelilingi pelataran luas yang menjadi tempat lalu lalang bus. Tingkat bawah dimanfaatkan sebagai peron, lalu penumpang menunggu keberangkatan di tingkat atas. Di tingkat atas, juga terdapat rumah-rumah makan serta toko-toko suvenir. Penumpang dapat menunggu bus sambil jajan, berbelanja, atau sekadar menikmati indahnya pemandangan berlatar Gunung Merbabu dan Gunung Telomoyo. Terminal bus ini pernah dinobatkan sebagai terminal bus terbersih dan terindah se-Asia. Sekarang, terminal bus sudah dipindahkan dan tingkat bawah beralih fungsi menjadi pasar loak.

7. Pasar Kota Salatiga

Dari Pasar Shopping, Anda bisa sekalian berbelanja di Pasar Kota Salatiga yang terletak di Jalan Jenderal Sudirman. Temukan berbagai kebutuhan Anda di sini dengan harga yang cukup murah. Memang, biaya hidup di Salatiga relatif terjangkau bagi kantong sehingga cocok menjadi tujuan wisata para backpacker. Pasar kota Salatiga aktif mulai dini hari hingga pukul 19.00 WIB. Adapun, pertokoan di jalan utama biasanya buka pada pukul 8.00-20.00 WIB.

Keberadaan etnis Tionghoa yang mayoritas menempati jalan utama di pusat kota Salatiga rupanya memiliki sejarah yang unik sejak zaman kolonial Belanda. Pada saat itu, warga kota Salatiga dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu golongan etnis Tionghoa, golongan bangsa Eropa, dan penduduk bumiputra. Ketiga golongan ini menempati wilayah yang berbeda di Salatiga.

Berdasarkan kebijakan saat itu, golongan etnis Tionghoa dipetakan untuk menempati wilayah Jalan Jenderal Sudirman, Jalan Sukowati, Pandawa, Jalan Kartini, Jalan Pungkursari, dan sekitarnya. Selanjutnya, karakter etnis Tionghoa yang memiliki gairah tinggi terhadap bisnis dan perekonomian pun mendorong mereka untuk membangun toko di rumah-rumah mereka. Secara tidak langsung, hal tersebut pun membuat wilayah etnis Tionghoa di kota Salatiga bermetamorfosis menjadi pusat perekonomian dan transaksi. Hingga sekarang, perekonomian kota Salatiga masih berpusat di wilayah ini.

8. Kawasan Pecinan Pandawa-Sukowati

Berjalan menyusuri kota Salatiga di Jalan Jenderal Sudirman, langkah Anda akan berujung pada kawasan Pecinan Pandawa-Sukowati. Di daerah ini, Anda dapat membeli beragam makanan khas kota Salatiga yang dapat digunakan sebagai oleh-oleh.

Selayaknya daerah tempat tinggal etnis Tionghoa, Anda pun akan menemukan tempat peribadatan mereka di Jalan Letjen Sukowati, yaitu Klenteng Hok Tek Bio. Uniknya, meski kawasan ini merupakan daerah Pecinan, terdapat sebuah masjid besar yang digunakan sebagai tempat beribadah umat muslim, yaitu Masjid Pandawa. 

Masjid Pandawa memang berbatasan dengan wilayah yang menjadi tempat tinggal penduduk asli Indonesia sehingga simbol-simbol nasionalisme pun mudah ditemukan di sini. Sebagai contoh, saksikanlah markas-markas besar tentara, seperti Batalyon Infanteri (Yonif) 411 dan Datasemen Zeni Bangunan (Denzibang) Angkatan Darat. Markas ini membentang luas dari Jalan Ahmad Yani yang terletak di belakang Masjid Pandawa, lalu melebar hingga ke Jalan Sudirman dan Jalan Veteran.

9. Gedung Papak

Di ujung Jalan Sukowati, Anda akan menemukan gedung putih yang dimanfaatkan sebagai kantor Pemerintah Kota Salatiga. Gedung bergaya Eropa ini unik dengan model atapnya yang datar sehingga disebut sebagai Gedung Papak. Selain berjalan kaki, untuk mencapai gedung ini, Anda bisa naik becak ataupun angkutan kota jalur 07, 08, 09, atau 11 dari Tugu Bundaran Jam.

Dahulu, gedung yang terletak di dekat Lapangan Pancasila ini dibangun untuk menyambut kedatangan Ratu Yuliana di Salatiga. Gedung ini pun berfungsi sebagai benteng pertahanan Belanda. Setelah Indonesia merdeka, Gedung Papak pun dialihfungsikan sebagai kantor pemerintahan kota. Di sinilah, Presiden Soekarno bertemu dengan Ibu Hartini untuk pertama kalinya.

10. Lapangan Pancasila

Siapa yang tidak tahu Yos Sudarso, Adi Sucipto, dan Brigjen Sudiarto? Tahukah Anda bahwa ketiga pahlawan nasional tersebut berasal dari Salatiga? Untuk mengenang kepahlawanan tiga tokoh tersebut, dibangunlah monumen di alun-alun kota Salatiga. Keberadaan patung Garuda Pancasila yang gagah di atas monumen tersebut membuat alun-alun ini dikenal dengan sebutan Lapangan Pancasila.

Lapangan Pancasila merupakan bundaran yang menjadi titik temu antara Jalan Sukowati, Jalan Adi Sucipto, Jalan Brigjen Sudiarto, dan Jalan Tentara Pelajar. Lapangan yang rindang ini sering digunakan untuk berbagai acara hiburan, seni, keagamaan, politik, maupun untuk upacara dalam hari-hari besar nasional. Ketika Idulfitri dan Iduladha, lapangan ini juga digunakan sebagai tempat pelaksanaan salat Id. Di bagian Barat lapangan, terdapat pula Masjid Darul Amal yang dikenal sebagai Masjid Raya Salatiga.

Di hari-hari biasa, Anda dapat menemukan para penjual makanan menjajakan dagangannya di tepi/sekeliling lapangan. Terdapat pula penyewaan mobil mini, motor mini, maupun ATV sebagai sarana hiburan pengunjung.

11. Gedung Pakuwon

Saksikanlah Gedung Pakuwon di bagian selatan Lapangan Pancasila. Gedung ini merupakan saksi bisu Perjanjian Salatiga yang menandai terpecahnya Kerajaan Mataram Islam menjadi tiga bagian: Kasultanan Yogyakarta, Kasunanan Surakarta, dan Mangkunegaran. Adapun, gelar bagi penguasa Mangkunegaran bukanlah Sultan maupun Sunan, melainkan Pangeran Adipati.

Sayangnya, gedung ini merupakan hak milik pribadi seorang konglomerat yang tinggal di Semarang dan tidak terlalu dirawat. Oleh karenanya, ketika mengunjungi Gedung Pakuwon, Anda harus berpuas hati melihat-lihat gedung dari halaman saja.

12. Perpustakaan Kota Salatiga

Dari Lapangan Pancasila, susurilah Jalan Adi Sucipto menuju Jalan Kartini. Sesaat sebelum tiba di Jalan Kartini, Anda akan menemukan Perpustakaan Kota Salatiga di kiri jalan. Dahulu, perpustakaan kota biasanya menempati bangunan-bangunan kecil dan tidak mudah terlihat. Dengan inovasi serta meningkatnya perhatian pemerintah kota terhadap perpustakaan, perpustakaan kota pun kini menempati sebuah gedung megah dengan fasilitas yang menarik hati banyak kalangan.

Di sini, Anda bukan hanya dapat membaca buku-buku dari beragam kategori, tetapi juga aneka koran edisi terbaru. Anda pun bisa berselancar menggunakan jaringan internet secara gratis. Bagi pengunjung yang membawa anak-anak, tersedia pula area khusus anak dengan aneka buku anak dan berbagai permainan edukatif. Perpustakaan kota Salatiga dapat dikunjungi setiap hari Senin-Jumat pada pukul 8.00-20.00 WIB serta hari Sabtu-Minggu pada pukul 8.00-16.00 WIB.

13. Selasar Kartini

Sembari melepas penat, Anda bisa duduk-duduk sejenak di Selasar Kartini yang terletak tidak jauh dari Perpustakaan Kota Salatiga. Di sini, Anda bisa menikmati berbagai makanan yang dijajakan oleh para pedagang maupun toko sekitar. Anda juga dapat menjajal berbagai permainan yang ditawarkan, seperti skateboard dan in-line skate/sepatu roda. Tidak lupa, Anda juga bisa berfoto bersama boneka-boneka raksasa yang senantiasa menyambut Anda dengan ramah.

14. Ronde Mak Pari

Ketika malam mulai menjemput, dari Jalan Adi Sucipto, sisirilah Jalan Merapi di daerah Kalicacing, Salatiga, dan temukanlah Warung Ronde Mak Pari. Dinginnya malam di kota yang terletak di kaki Gunung Merbabu ini membuat hangatnya ronde menjadi begitu nikmat. Wedang (minuman hangat) khas kota Salatiga ini memang sangat sayang untuk dilewatkan.

Ronde Mak Pari dikenal sebagai salah satu ronde terenak di Salatiga. Di awal kemunculannya di sekitar tahun 2000-an, Ronde Mak Pari dijajakan di emperan pertokoan Pandawa pada malam hari. Saat itu, penjual menggelar tikar dan menyediakan beberapa meja kayu. Spanduk bertuliskan “Ronde Mak Pari” pun menjadi latar belakang yang dipasang di pintu pertokoan.

Kini, Ronde Mak Pari telah dijajakan di warung permanen yang buka setiap hari pada pukul 16.30-22.00 WIB. Namun, rasa rondenya masihlah tetap memikat hati dengan berbagai variasi rasa: ronde jahe, ronde tape, ronde jeruk, ronde wijen, ronde cokelat, ronde komplet, ronde kacang hijau, ronde rumput laut, ronde susu coklat, atau ronde susu putih. Harganya pun cukup terjangkau, mulai dari Rp6.000 per porsi.

15. Gethuk Kethek

Sesungguhnya, merek yang digunakan makanan berbahan singkong ini adalah Gethuk Satu Rasa. Hanya saja, warga lebih suka menyebutnya dengan nama Gethuk Kethek. Pasalnya, sang pemilik usaha getuk juga memelihara kethek (bahasa Jawa dari monyet).

Ternyata, bukan hanya namanya yang istimewa, rasa getuk ini memang benar-benar enak. Dibuat langsung di depan pembeli, Gethuk Kethek pun dijamin segar dan hangat. Cita rasa Gethuk Kethek yang lembut dan gurih ini pun sukses memikat hati pembeli sehingga dinobatkan sebagai getuk terenak di Salatiga.

Gethuk Kethek dapat dibeli di Jalan Argo Tunggal nomor 9, Salatiga. Dari Tugu Bundaran Jam, alamat ini bisa dicapai dengan menggunakan angkutan kota jalur 10 dan turun di daerah yang disebut “ABC” (baca: a be se). Agar tidak mengantre terlalu lama, Anda juga bisa memesan ke nomor telepon (0298) 315374. Pastikan Anda akan segera mengambilnya agar getuk tetap hangat saat disantap.

16. Sate Sapi Suruh

Mungkin ini bukan pertama kalinya Anda memakan sate sapi, tetapi rasakan bedanya ketika mencicipi Sate Sapi Suruh Salatiga. Pasalnya, sate sapi ini begitu empuk dan lembut di mulut. Padahal, daging yang digunakan adalah daging mentah yang langsung dibumbui, ditusuk, dan dibakar. Tidak ada proses masak lain yang mendahuluinya. Oleh karena itu, rasa sate sapi yang satu ini juga dijamin segar.

Selain sate sapi, Sate Sapi Suruh juga menjual makanan lain seperti bakso dan mi ayam. Tidak kalah nikmat dengan satenya, bakso yang digunakan dalam kedua hidangan tadi juga begitu empuk. Rasanya dagingnya begitu terasa dan bisa membuat Anda ketagihan. Di samping itu, hidangan tahu bakso di rumah makan ini pun tidak boleh Anda lewatkan.

Kunjungi saja di Jalan Jenderal Sudirman, Ruko Mimusa F1-F3, Salatiga (seberang pasar swalayan Ada Baru) dari pukul 10.00-21.30 WIB. Anda bisa menemukannya dengan berjalan kaki dari Tugu Bundaran Jam dengan menyusuri Jalan Jenderal Sudirman. Jika tidak mau repot, naik becak saja ke Sate Sapi Suruh.

17. Atlantic Dreamland

Ingin merasakan sensasi Dunia Fantasi di Salatiga? Berkunjunglah ke Atlantic Dreamland—warga Salatiga cukup menyebutnya Dreamland—yang terletak di Jalan Raya Tingkir. Anda bisa naik bus trayek Semarang-Solo atau Salatiga-Ambarawa ke arah Tingkir, lalu turun di Dreamland. Temukan aneka wahana yang juga bisa ditemukan di Dunia Fantasi Ancol, tetapi dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Anda pun bisa bermain sepuasnya di Atlantic Dreamland.

Untuk masuk ke area Atlantic Dreamland, Anda cukup membayar tiket masuk sebesar Rp5.000. Selanjutnya, untuk menikmati berbagai wahana yang tersedia, Anda bisa membeli tiket seharga Rp7.500-Rp15.000 pada tiap wahana untuk sekali main. Jika menghendaki, Anda juga bisa membeli tiket terusan seharga Rp55.000 untuk menikmati sebagian besar wahana di Atlantic Dreamland. Atlantic Dreamland buka setiap hari pada pukul 9.00-17.00 WIB.

18. Arrowhead Park

Inilah tempat wisata yang sangat cocok bagi para pencinta olahraga berkuda. Terletak di Desa Tegal Waton, Tingkir, pemandangan alam di Arrowhead Park begitu rindang, hijau, asri, dan bebas polusi. Sebagai fasilitas pendukung, tersedia area parkir yang cukup memadai, musala, kamar mandi, penginapan, dan sebagainya. Arrowhead Park buka setiap Selasa-Minggu pada pukul 7.00-12.00 WIB dan 15.00-17.00 WIB.

Lokasi Arrowhead Park memang cukup masuk ke wilayah Desa Tegal Waton sehingga tidak mudah terlihat dari jalan raya. Walaupun demikian, tempat wisata di Salatiga yang ini juga mudah ditemukan melalui aplikasi Google Map. Dengan demikian, pengunjung dari luar kota pun tidak perlu takut tersesat.

Jika menggunakan angkutan umum, Anda bisa menumpang bus trayek Salatiga-Semarang dan turun di persimpangan Jalan Lingkar Luar Salatiga di daerah Tingkir. Dari sini, Anda bisa melanjutkan perjalanan menggunakan jasa ojek ke Arrowhead Park yang terletak di seberang Arena Pacuan Kuda Tegal Waton.

19. Mata Air Senjaya

Selain mata air Kalitaman, Salatiga juga dialiri oleh air yang bersumber dari mata air Senjaya (baca: Senjoyo). Mengapa tidak sekalian mengunjungi daerah Senjaya? Setelah lelah berkuda di Arrowhead Park, mandi di mata air Senjaya pasti sangat menyegarkan jiwa dan raga. Dari Arrowhead Park, Anda bisa naik ojek menuju mata air yang terletak di Jalan Senjaya IV, Salatiga.

Mata air Senjaya terdiri atas 7 sumber air utama, yaitu Umbul Senjaya, Tuk Sewu, Sendang Lanang, Sendang Putri, Sendang Bandung, Sendang Teguh, dan Sendang Slamet. Masyarakat sekitar biasa menggunakan mata air ini untuk berbagai keperluan, termasuk irigasi.

Sebagai tempat wisata di Salatiga, tempat ini sudah dikelola secara khusus. Di sini, terdapat arena permainan anak-anak dan juga arena outbound. Tersedia pula toilet, musala, penginapan, dan tempat parkir yang luas.

20. Taman Kelinci

Memberi makan kelinci dan merasakan bulunya yang lembut tentu akan menjadi acara rekreasi keluarga yang menyenangkan. Namun, bukan hanya itu yang bisa Anda lakukan di Taman Kelinci.

Di tempat wisata yang terletak di Jalan Raya Muncul Salatiga-Ambarawa ini, tersedia aneka permainan outbound untuk anak-anak, remaja, maupun dewasa. Selain itu, terdapat pula kolam mini water boom yang akan menggembirakan anak-anak. Anda pun bisa memancing di kolam pancing Taman Kelinci ataupun berjalan-jalan di sawah.

Untuk aktivitas yang lebih menantang, Anda bisa menjajal River Tracking Adventure, River Fun Tubing, Paint Ball War Game, Jeep Adventure, ataupun memanah. Bagi Anda yang ingin merasakan nikmatnya bermalam di alam bebas, tersedia pula paket Camping Ground yang dapat Anda manfaatkan sewaktu-waktu.

Harga tiket masuk maupun tiap permainan pun begitu ramah di kantung. Untuk masuk ke area Taman Kelinci, Anda cukup membayar tiket seharga Rp1.000. Selanjutnya, berbagai permainan di Taman Kelinci dibagi dalam tiga area, yaitu area A, B, dan C. Anda perlu membayar Rp3.000 untuk menikmati permainan-permainan di area A atau Rp15.000 untuk menjajal permainan-permainan di area C. Adapun, untuk bersenang-senang di area B, Anda tidak dipungut biaya sepeser pun. Mantap, kan?

Taman Kelinci mudah diakses menggunakan angkutan umum maupun kendaraan pribadi. Dari kota Salatiga, Anda bisa naik angkutan kota jalur 01 ataupun bus trayek Salatiga-Ambarawa menuju persimpangan Pasar Jetis. Dari Pasar Jetis, naiklah angkutan umum berjenis Colt atau Isuzu dengan trayek Salatiga-Ambarawa menuju di Taman Kelinci.

21. Taman Wisata Pendidikan Langen Tirto Muncul

Puas bermain di Taman Kelinci, Anda bisa melanjutkan wisata ke Taman Wisata Pendidikan Langen Tirto Muncul dengan naik Colt/Isuzu trayek Salatiga-Ambarawa. Tempat rekreasi ini buka pada pukul 5.00-17.00 WIB. Sebagai sarana rekreasi, tersedia pula permainan hiburan air seperti sepeda air.

Tiket masuk ke area taman wisata ini juga cukup terjangkau, yaitu sebesar Rp3.000 saja. Setelah puas menjelajahi taman wisata, Anda bisa bersantap bersama keluarga di rumah-rumah makan yang menyajikan menu ikan.

22. Markas Pusat Institut Ibu Profesional

Kenal dengan metode Jarimatika untuk mempermudah memahami konsep dasar matematika? Mungkin Anda seorang ibu dan familier dengan lembaga nonprofit Institut Ibu Profesional (IIP)? Jika begitu, jangan sia-siakan liburan Anda di Salatiga dan berkunjunglah ke Markas Pusat IIP di Jalan Jalan Margosari Pr 4, Salatiga.

Dari pusat kota Salatiga, tempat ini dapat dicapai dengan berjalan kaki ataupun naik becak. Inilah tempat tinggal Ibu Septi Peni Wulandari, pendiri IIP dan penemu metode Jarimatika. Dari sini, Anda bisa lebih banyak belajar, melihat aktivitas kantor pusat, dan dapat memperoleh petunjuk untuk melihat berbagai karya Bu Septi lainnya, seperti School of Life Lebah Putih.

23. Gudeg Koyor Khas Kota Salatiga

Gudeg khas Salatiga memiliki cita rasa yang pedas – hingga sangat pedas – dan, setidaknya, terdiri atas sayur nangka muda, daun singkong, dan tahu. Untuk hidangan gudeg lengkap, Anda bisa memilih tambahan isian berupa ayam atau telur. Selain itu, agar semakin khas Salatiga, Anda bisa meminta tambahan isi berupa koyor.

Hidangan berbahan koyor memang merupakan salah satu sajian khas Salatiga. Koyor sendiri merupakan urat tendon sapi yang direbus sampai empuk. Untuk menikmati gudeg koyor, Anda dapat mengunjungi Warung Gudeng Mbak Tun di Jalan Kemiri ataupun Warung Gudeg Miroso (Ibu Sukini) di Pasar Sapi Lama.

Meski memiliki konsep hidangan yang serupa, cita rasa gudeg di kedua warung ini memiliki kekhasan tersendiri dan tetap enak. Kalau begitu, mengapa tidak mencoba keduanya? Dari pusat kota, Warung Gudeg Mbak Tun bisa dicapai dengan naik angkutan kota jalur 02 dan turun di Jalan Kemiri. Adapun, Anda bisa naik angkutan kota jalur 10 untuk mencapai Warung Gudeg Miroso dan turun di Pasar Sapi Lama.

24. Kandhang Galeri

Saksikanlah beragam karya seni rupa mendiang Ign. Raprika Angga Yulianto di Kandhang Galeri. Angga merupakan putra dari Bapak Bambang Priyanto yang meninggal saat masih kuliah di Institut Seni Indonesia (Yogyakarta). Kandhang Galeri dibangun oleh sang bapak dan dibuka pertama kali pada 25 Februari 2012, bertepatan dengan 1 tahun meninggalnya Angga.

Selain digunakan untuk memamerkan karya-karya Angga, Kandhang Galeri juga dimanfaatkan sebagai tempat berkumpul beberapa komunitas di Salatiga. Kandhang Galeri dapat Anda temukan di dekat Pasar Sapi Lama, tepatnya di Desa Togaten, Jalan Suropati Gang I/565 B, Mangunsari, Salatiga. Dari Warung Gudeg Miroso, Anda cukup berjalan kaki ke Kandhang Galeri.

25. Dunia Vektor dan Resevoir Penyakit

Wisata seni dan ilmiah di Salatiga? Kunjungi saja Dunia Vektor dan Reservoir Penyakit (Duver) di Jalan Hasanudin nomor 123, Mangunsari (dekat Pasar Sapi Lama). Sebagaimana dua tempat wisata sebelumnya, tempat wisata ini juga bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari Pasar Sapi Lama.

Tempat ini merupakan museum yang mengabadikan berbagai binatang yang bisa menjadi vektor pembawa penyakit, seperti nyamuk, kecoak, unggas, dan sebagainya. Bukan hanya mengabadikan binatang-binatang pembawa penyakit, Duver pun memamerkan peta persebaran binatang-binatang tersebut di Indonesia.

Uniknya, Duver juga menampilkan karya-karya mozaik yang disusun dari berbagai binatang pembawa penyakit, seperti nyamuk dan kecoa. Adapun, mozaik yang terbentuk memunculkan secara apik wajah-wajah presiden Indonesia, peta Indonesia, dan berbagai citra lainnya. Duver bisa dikunjungi setiap hari Senin s. d. Jumat, pada pukul 7.30-16.00 WIB. Khusus untuk hari Jumat, Duver ditutup pada pukul 16.30 WIB.

26. Pabrik Susu Murni Nasional

Siapa sih yang tidak kenal Susu Murni Nasional? Ketika Anda berlibur ke kota Salatiga, tidak ada salahnya untuk mampir sebentar ke pabrik susu segar yang terkenal di Indonesia ini. Setidaknya, Anda bisa menghirup segarnya udara pegunungan di Jalan Raya Salatiga-Kopeng.

Selain melihat pabrik susu, Anda juga bisa melakukan wisata kuliner di sepanjang Jalan Raya Salatiga-Kopeng. Temukanlah menu-menu khas kota Salatiga yang jarang Anda temukan di kota lain. Di samping itu, tentu saja, jangan lupa mampir untuk beli susu segar.

Pabrik Susu Murni Nasional dapat dicapai menggunakan bus dari Pasar Sapi Lama ke arah Getasan. Pabrik beroperasi setiap Senin-Jumat pukul 8.00-16.00 WIB.

27. Agrowisata Salib Putih

Dengan cara yang sama dengan tempat wisata nomor 26, Anda juga dapat mencapai Agrowisata Salib Putih. Tempat wisata di Salatiga yang satu ini menawarkan pesona alam Salatiga yang asri dan menyejukkan. Terletak di Jalan Raya Salatiga-Kopeng, Anda akan diajak berkeliling perkebunan kapuk randu, cengkeh, dan kopi. Selain itu, terdapat pula peternakan sapi yang produktif menghasilkan susu sapi untuk dikonsumsi.

Di dalam Agrowisata Salib Putih, terdapat juga panti asuhan, panti karya, serta panti wreda yang bersifat sosial. Untuk Anda yang suka bertualang, Agrowisata Salib Putih menyediakan area outbound dan juga bumi perkemahan. Bagi pengunjung dari luar kota, tersedia pula penginapan yang memiliki pemandangan taman eksotis menghadap ke Rawa Pening.

28. Taman Wisata Kopeng

Satu lagi tempat wisata keren yang terletak di Jalan Raya Salatiga-Kopeng. Apalagi kalau bukan Taman Wisata Kopeng? Tempat wisata yang terletak pada ketinggian 1.500 meter dpl ini memang salah satu obyek wisata kebanggaan warga Salatiga. Padahal, secara administratif, lokasi tempat wisata ini telah masuk ke kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Adapun, secara lokasi, tempat ini lebih dekat dengan kota Salatiga. Oleh karena itulah, dibandingkan Semarang, Kopeng lebih identik dengan kota Salatiga.

Terletak di kaki Gunung Merbabu, Gunung Andong, dan Gunung Telomoyo, Taman Wisata Kopeng pun menawarkan pemandangan yang spektakuler. Tempat wisata ini sangat cocok untuk keluarga pencinta tantangan. Pasalnya, banyak permainan ekstrem ditawarkan di Taman Wisata Kopeng.

Cobalah permainan flying fox setinggi 12 meter (khusus dewasa) atau 6 meter (untuk anak-anak). Jika kurang menantang, cobalah wahana spider jumper yang akan melempar Anda dari ketinggian 20 meter. Hanya saja, wahana spider jumper dikhususkan untuk orang dewasa saja. Untuk anak-anak, lorong gantung bisa menjadi alternatif wahana yang cukup menantang.

Dengan tiket masuk seharga Rp10.000, Anda bisa mulai menyisiri setiap jengkal Taman Wisata Kopeng. Dengan membayar tiket untuk setiap wahana yang Anda inginkan, wisata keluarga di Salatiga akan menjadi sangat seru. Bersenang-senanglah di arena trampolin jaring, panjat dinding, waterpark, taman bermain, menyusuri kebun, ATV, ataupun bermain biliar. Jika satu hari Anda rasa masih kurang untuk berlibur di Taman Wisata Kopeng, tersedia pula penginapan yang mengakomodasi kebutuhan bermalam Anda. Taman Wisata Kopeng buka setiap hari pada pukul 8.00-16.30 WIB.

29. Istana Djoen Eng

Dari pusat kota, Istana Djoen Eng dapat dicapai dengan naik angkutan kota jalur 02 dan turun di Roncalli. Sejatinya, istana ini bukanlah sebuah tempat wisata di Salatiga, tetapi tetap menarik untuk ditengok. Di depan istana ini, terlihat papan peringatan yang menunjukkan bahwa daerah ini bukanlah tempat umum. Walaupun begitu, Anda bisa masuk dengan tetap menjaga ketenangan. Lebih baik lagi, mintalah izin terlebih dahulu sebelum melihat-lihat.

Istana Djoen Eng merupakan istana yang dibangun oleh seorang konglomerat etnis Tionghoa di zaman Belanda, Djoen Eng. Konon, Djoen Eng memiliki empat orang anak yang sangat disayanginya. Oleh karena itulah, dia ingin membangun sebuah rumah megah untuk anak-anaknya. Saking megahnya, rumah ini disebut ‘istana’ oleh masyarakat sekitar. Terdapat sebuah kubah besar dan empat kubah kecil yang menghiasi atap Istana Djoen Eng. Bukan main-main, kelima kubah tersebut terbuat dari emas.

Pada tahun 1930, Djoen Eng mengalami kebangkrutan sehingga istananya disita oleh bank zaman kolonial dan dilelang. Pada tahun 1940, Fratres Immaculate Conceptionis (FIC) Indonesia pun membelinya dan memanfaatkannya sebagai Institut Roncalli, asrama tempat tinggal para imam, bruder, dan suster umat Katolik.

Pada perkembangan selanjutnya, pihak institut memutuskan untuk melakukan renovasi besar-besaran. Kubah istana yang mewah dipangkas habis karena dinilai tidak sesuai dengan jiwa para imam, bruder, dan suster yang bersahaja. Selain itu, tingkat dua dari istana ini dirombak menjadi 40 kamar sehingga dapat lebih bermanfaat.

30. Resto Joglo Ki Penjawi

Pernah mencoba makan di restoran dengan sensasi museum? Jika, belum, cobalah untuk mengunjungi Joglo Ki Penjawi yang terletak di Jalan Ki Penjawi no. 14, Salatiga. Dari Institut Roncalli, Anda bisa berjalan kaki ke sini. Anda juga bisa kembali naik angkutan umum jalur 02 dan minta diturunkan di Jalan Ki Penjawi.

Di joglo utama, Anda bukan hanya dapat mengagumi arsitektur joglo yang menawan. Terdapat pula beraneka ragam benda kuno sehingga Anda akan serasa makan di dalam museum. Saksikanlah aneka lampu kapal dan petromaks tempo dulu, setrika arang, sarang burung, topi baja, radio zaman Belanda, sepeda ontel dengan topi pegawai yang pernah tenar di zaman dahulu, barang pecah belah, hingga ratusan kaset tape recorder dan majalah terbitan tahun 1960-an.

Makanannya pun tidak kalah menggiurkan. Anda dapat menemukan aneka macam masakan bercita rasa lokal hingga mancanegara. Aneka menu yang disajikan di restoran ini pun cukup terjangkau, dari Rp4.000 hingga Rp35.000 per porsi.

Anda yang membawa anak-anak atau balita pun bisa merasa tenang karena tersedia area permainan yang akan menghibur buah hati Anda. Selain itu, Anda juga bisa menginap di homestay yang disediakan oleh pemilik Joglo Ki Penjawi. Joglo Ki Penjawi buka setiap hari pada pukul 10.00-22.00 WIB.

31. Sate Cempe Pak Dar

Dari Salatiga kota, cobalah untuk berkendara ke arah Semarang. Ketika tiba di daerah Blotongan, Anda akan mendapati berbagai warung sate yang berjejer. Dari pusat kota, daerah ini juga bisa dicapai menggunakan angkutan kota jalur 02 Proyek. Blotongan memang terkenal dengan hidangan sate kambing muda di Salatiga.

Untuk itu, cobalah mampir ke Warung Sate Cempe Pak Dar. Menikmati Sate Cempe Pak Dar, Anda akan memperoleh manfaat daging kambing tanpa merasa sedang makan kambing. Betapa tidak, daging satenya begitu empuk dan tidak bau prengus. Jika tidak suka sate kambing, Anda juga dapat memesan menu gulai ataupun sup. Anda pun bisa tape ketan yang istimewa. Warung Sate Cempe Pak Dar buka setiap hari pada pukul 8.00-22.00 WIB.

32. Ronde Factory

Bukan hanya Ronde Mak Pari yang menjadi ikon ronde kota Salatiga, tetapi juga Ronde Factory. Terlebih, Ronde Factory lebih mudah ditemukan oleh pengunjung dari luar kota, yaitu di daerah Blotongan yang merupakan jalur utama Salatiga-Semarang. Di sini, Anda pun bisa menikmati aneka macam variasi ronde. Selain itu, nikmati juga berbagai menu angkringan dalam suasana kafe yang elegan.

Menu-menu di Ronde Factory pun dapat dibeli dengan harga yang bersahabat, berkisar pada harga +Rp15.000. Asyiknya, di seberang Ronde Factory, juga terdapat cabang Warung Sate Cempe Pak Dar. Dengan demikian, dengan mampir ke Ronde Factory, dua tempat wisata kuliner Salatiga pun dapat Anda sambangi sekaligus. Hanya saja, menu di warung sate cabang ini tidaklah selengkap di warung pusatnya.

Ronde Factory buka setiap hari pukul 16.00-23.00 WIB. Untuk mencapainya, dari pusat kota, Anda bisa naik angkutan kota jalur 02 Proyek.

33. Wisata Argo Tlogo Plantation

Inilah perkebunan yang sudah dibangun sejak masa kolonial Belanda. Pada masa itu, kebun ini memiliki produk unggulan berupa cokelat. Setelah diambil alih oleh pemerintah Indonesia, dan kemudian Jawa Tengah, komoditas perkebunan pun diganti dan diperbanyak. Saat ini, Tlogo Plantation memiliki perkebunan karet, kopi, cengkeh, pala, kayu manis, dan kapuk randu. Setiap tahun, tempat wisata ini bisa menghasilkan 25-30 ton kapuk gelondongan.

Di sini, Anda bisa mengikuti plantation tour. Seorang karyawan senior akan memandu Anda dan memberikan banyak pengetahuan tentang budidaya kopi dan karet. Selanjutnya, Anda juga akan diajak menyaksikan proses pengolahan karet dari getah karet hingga menjadi lembaran-lembaran lateks siap ekspor. Terakhir, naiklah ke puncak Gunung Rong menggunakan jip untuk melakukan wisata kuliner atau mainkan berbagai permainan ekstrem. Anda pun bisa sejenak menyegarkan diri di kolam renang.

34. Kampoeng Kopi Banaran

Tidak jauh dari Agrowisata Tlogo Plantation, Anda juga bisa menemukan Kampoeng Kopi Banaran. Inilah rajanya perkebunan kopi di Salatiga. Begitu masuk, restoran Banaran Coffee siap menyambut Anda dengan sajian kopi murni yang harum dan menggugah selera. Anda pun bisa memilih variasi minuman kopi sesuai selera atau memesan makanan dan minuman lain yang tersedia di menu. Selanjutnya, petualangan di Kampoeng Kopi Banaran pun siap menanti Anda.

Memasuki area perkebunan, Anda diharuskan membayar tiket sebesar Rp5.000 per orang. Selanjutnya, jelajahilah perkebunan kopi menggunakan kereta wisata atau dengan mengambil paket Coffee Walk. Kereta wisata berkapasitas 5 orang dewasa dan 2 anak dapat digunakan dengan membayar Rp70.000. Adapun, paket Coffee Walk dapat diperoleh dengan harga Rp4.000 hingga Rp5.500.

Tidak hanya itu, tersedia pula paket wisata berkuda, taman kelinci, istana balon, ATV (dewasa/anak-anak), outbound untuk anak-anak, flying fox untuk anak-anak, high ropes, trampolin, dan juga mandi bola. Jika datang bersama rombongan lebih dari 30 orang, Anda juga bisa mengambil paket wisata tur pabrik. Untuk tur pabrik, tersedia pilihan tur ke pabrik kopi atau pabrik karet.

Kampoeng Kopi Banaran buka setiap hari pukul 7.00-21.00 WIB. Dari Salatiga, Anda bisa mencapainya menggunakan bus trayek Salatiga-Ambarawa atau Salatiga-Semarang.

35. Rawa Pening

Rawa Pening
Rawa Pening

Masih ingat legenda Baruklinting yang menjadi cikal bakal Rawa Pening? Rawa ini berlokasi di dekat Salatiga juga, lo! Anda bisa mengunjunginya melalui jalan utama Salatiga-Semarang ataupun melalui jalan alternatif. Rawa yang luas ini mengairi berbagai wilayah di Salatiga dan Ambarawa.

Untuk sekadar bersenang-senang, Anda bisa memasuki area Tempat Wisata Rawa Pening melalui Jalan Lingkar Selatan Kilometer 3, Ambarawa. Dari kota Salatiga, tempat wisata ini bisa dicapai dari Salatiga menggunakan kendaraan umum berjenis Colt/Isuzu dari Pasar Jetis dengan trayek Salatiga-Ambarawa. Dengan membayar tiket sebesar Rp2.500 per orang, Anda bisa bersenang-senang menggunakan bebek air, becak mini, perahu karet, ATV, atau memanfaatkan jasa keliling untuk melihat Rawa Pening.

36. Bukit Cinta

Keindahan Rawa Pening juga dapat dinikmati dari Bukit Cinta. Tempat wisata yang terletak di Kecamatan Kebondowo, Banyubiru, Ambarawa ini mematok harga tiket Rp6.000 per orang atau Rp7.500 (ketika hari libur). Dulunya, bukit ini digunakan oleh kolonial Belanda untuk memantau pertumbuhan eceng gondok di Rawa Pening. Pemantauan memang diperlukan untuk mencegah eceng gondok mengganggu kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang dibangun Belanda di Rawa Pening. Adapun, saat ini, Bukit Cinta digunakan sebagai tempat wisata alam.

Loket penjualan tiket di Bukit Cinta sungguh unik, berbentuk kepala naga Baruklinting. Ketika membeli tiket, pengunjung seolah-olah sedang dimakan oleh Baruklinting. Selain melihat keindahan rawa dari puncak bukit, pengunjung bisa menyewa perahu motor dan membelah Rawa Pening untuk menyaksikan momen matahari tenggelam yang menakjubkan. Tempat Wisata Bukit Cinta buka setiap hari pukul 8.00-16.00 WIB.

37. Kampoeng Rawa Ambarawa

Eksotisme Rawa Pening memang seolah tidak ada habisnya. Kali ini, cobalah untuk melakukan wisata kuliner di restoran apung, Kampoeng Rawa Ambarawa (buka pukul 8.00-20.30 WIB). Menariknya, tempat wisata ini dikelola oleh 12 kelompok tani setempat. Dengan usaha pariwisata ini, pengelola Kampoeng Rawa memiliki tekad luhur, yaitu untuk menyejahterakan kehidupan petani dan nelayan.

Untuk masuk ke obyek wisata Kampoeng Rawa, motor dikenai biaya masuk Rp5.000 dan mobil dikenai biaya Rp10.000. Selanjutnya, tiket terusan wahana permainan dapat diperoleh dengan harga Rp90.000 per orang atau Rp100.000 (di hari libur). Wisata Apung Kampoeng Rawa dapat ditemukan di Jalan Lingkar Ambarawa Km 3. Anda bisa mencapainya menggunakan kendaraan pribadi.

38. Museum Kereta Api Ambarawa

Museum Kereta Api Ambarawa
Museum Kereta Api Ambarawa

Bagaimana rasanya naik kereta api uap atau kereta api diesel berusia ratusan tahun? Temukan jawabannya di Museum Kereta Api Ambarawa. Setiap akhir pekan dan tanggal merah, kereta diesel berkapasitas 40 orang rutin digunakan untuk mengangkut wisatawan dengan rute Ambarawa-Tuntang, pulang pergi. Untuk itu, wisatawan harus membayar tiket kereta sebesar Rp50.000 per orang.

Agar tidak pulang dengan masygul lantaran gagal naik kereta kuno, antrelah sejak pukul 8.00 WIB atau sejak stasiun mulai dibuka. Pasalnya, meski terdapat tiga jadwal perjalanan, kapasitas kereta diesel tiga gerbong sungguhlah terbatas. Adapun, Museum Kereta Api Ambarawa sendiri buka setiap hari pada pukul 8.00-17.00 WIB. Anda bisa mencapainya dengan naik bus trayek Salatiga-Ambarawa dan turun di pemberhentian terakhir. Dari sini, berjalan kakilah menuju Museum Kereta Api Ambarawa.

39. Benteng Pendem

Benteng yang memiliki nama asli Fort Willem I ini lebih dikenal dengan sebutan Benteng Pendem. Meski sudah berdiri sejak tahun 1834, benteng ini masih kokoh berdiri sampai sekarang. Sebagai bangunan tak berpenghuni, sudah sewajarnya jika terdapat kerusakan dan reruntuhan di sana sini. Walaupun demikian, kokohnya dinding benteng masih menggambarkan kegarangannya di masa lalu.

Meski terkesan tidak terawat, pengunjung tidak bisa sembarangan berlalu lalang di benteng ini. Pasalnya, benteng ini masih berada di dalam komplek Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II, Ambarawa. Oleh karena itu, untuk memasuki benteng, pengunjung harus meminta izin terlebih dahulu kepada penjaga Lapas. Selanjutnya, pengunjung diharapkan menjaga kebersihan dan tidak membuat kegaduhan. Beberapa bagian benteng masih dimanfaatkan sebagai rumah tahanan maupun sebagai tempat tinggal penjaga Lapas. Benteng Pendem dibuka untuk para turis secara gratis pada pukul 8.00-16.30 dan tutup setiap hari Jumat. Untuk mencapainya, Anda bisa berjalan kaki dari Museum Kereta Api Ambarawa.

40. Palagan Ambarawa

Inilah satu lagi tempat bersejarah di sekitar Salatiga. Tempat ini pernah menjadi ajang pertempuran hebat rakyat Indonesia melawan Sekutu, Pertempuran Ambarawa. Saat itu, Sekutu—yang semestinya tidak berpihak—malah datang ke Indonesia dengan ditunggangi Belanda. 

Untuk mengenang pertempuran tersebut, dibangunlah Monumen Palagan Ambarawa. Di area monumen, Anda juga dapat menyaksikan beragam peninggalan pertempuran seperti Mustang Belanda, truk, meriam, dan kereta api. Untuk memasuki tempat wisata ini, Anda cukup membayar tiket masuk sebesar Rp5.000. Di samping itu, buka setiap pukul 8.00-18.00 WIB, Monumen Palagan Ambarawa merupakan salah satu tempat pemberhentian terakhir bus trayek Salatiga-Ambarawa.

Itulah 40 tempat wisata di Salatiga yang menarik untuk dikunjungi. Mana saja yang pernah Anda datangi?