Tempat Wisata di Mojokerto


40 Tempat Wisata di Mojokerto yang Wajib Dikunjungi Pada Waktu Liburan

Jawa Timur tak hanya punya Surabaya atau Malang yang populer. Kota Mojokerto juga patut dijadikan daftar destinasi liburan yang menarik bersama teman atau keluarga. Terletak sekitar 50 km dari ibu kota provinsi Jawa Timur, Anda cukup menempuh perjalanan darat sekitar 2 jam dari Surabaya untuk tiba di kota onde-onde ini.

Siapa sangka kota kecil ini memiliki sejuta pesona yang patut dikunjungi? Dari mulai wisata alam sampai peninggalan situs-situs bersejarah menjadi daya tarik tersediri di Mojokerto. Wisatawan yang datang pun beragam, tak hanya mereka yang berasal dari Jawa Timur saja, tapi juga provinsi lain di Indonesia. Nah, penasaran mana saja tempat wisata tersebut? Yuk, simak daftarnya berikut!

1. Maha Vihara Mojopahit

Saat berkunjung ke Mojokerto, sempatkanlah untuk mampir ke Maha Vihara Mojopahit. Wihara ini terletak di desa Belijong, Trowulan, dan hanya berjarak sekitar 300 meter dari jalan raya. Anda bisa berkendara sekitar 14 km dari pusat kota Mojokerto sampai ke Jl. Raya Trowulan, kemudian belok kiri dari Jl. Candi Baru, kemudian belok kanan sampai ke lokasi.

Didirikan sejak tahun 1989, wihara ini dibangun dengan desain utama ala arsitektur Jawa berbentuk joglo. Namun, di area depan, Anda akan melihat perpaduan apik antara budaya Jawa, India, dan Tiongkok.

Daya tarik wihara ini terletak pada patung Buddha tidur yang memiliki panjang 22 meter, lebar 6 meter, dan tinggi 4,5 meter. Patung yang terletak di bagian kiri belakang bangunan utama wihara ini adalah yang terbesar ketiga di dunia. setelah Thailand dan Nepal, sekaligus menjadi patung Buddha terbesar di Indonesia.

Halaman depan wihara tampak selalu tertata bersih dan rapi sehingga sering dijadikan tempat berfoto oleh para wisatawan. Jika penasaran soal sejarahnya, Anda bisa melihat relief di dinding pondasi bagian bawah patung. Di sana, ada sejarah kehidupan dan ajaran Buddha yang bisa dipelajari. Untuk mengunjungi objek wisata ini, Anda cukup membayar biaya parkir sebesar Rp2.000 untuk motor, Rp4.000 untuk mobil, dan Rp 10.000 untuk bus.

2. Puncak Watu Jengger

Dulunya, Puncak Watu Jengger bukanlah kawasan favorit para pendaki. Namun, keindahannya mulai menarik hati wisatawan yang datang ke Mojokerto. Terletak di desa Tawangrejo, Kecamatan Jatirejo, Puncak Watu Jengger menyajikan pemandangan pegunungan yang sangat indah dari ketinggian. Pengunjung yang ingin datang ke sini bisa mengambil jalur Surabaya-Krian yang memakan waktu tempuh kurang lebih 2 jam perjalanan.

Daya tarik utama tempat wisata ini adalah kawasannya yang asri dengan pemandangan bukit yang menyejukkan mata. Memang, untuk bisa sampai ke puncak, Anda harus melalui jalan menuju desa yang sempit dan berbatu. Belum lagi upaya yang harus dilakukan untuk mendaki puncak selama kurang lebih 1 jam pendakian.

Namun, rasa lelah tersebut akan terbayar manakala Anda telah sampai di puncak. Beragam vegetasi hutan dan hawa sejuk di sana adalah kemewahan yang jarang Anda temui di kawasan perkotaan. Di sebelah kiri-kanan puncak terdapat jurang yang cukup curam, sehingga Anda harus ekstra hati-hati dalam melangkah. Karena masih belum banyak orang yang tahu akan keindahan Puncak Watu Jengger, kondisi puncak masih relatif sepi dan bisa digunakan untuk berkemah.

3. Gunung Penanggungan

Kawasan Mojokerto tampaknya menjadi rumah bagi beberapa puncak pendakian favorit pencinta olahraga ekstrem. Selain Puncak Watu Jengger, ada juga Gunung Penanggungan yang berlokasi di kecamatan Ngoro, Mojokerto. Dari jalur Mojosari-Mojokerto, Anda bisa berkendara menuju Trawas sampai ke Jalan Raya Jolotundo untuk bisa sampai ke lokasi parkir para pendaki.

Gunung berapi yang sudah tidak aktif lagi ini memiliki ketinggian 1653 mdpl dan jalur yang cukup terjal untuk sampai ke puncak. Di kawasan pendakian, terdapat beberapa bukit yang sering dijadikan tempat berkemah, seperti Bukit Bekel, Bukit Gajah Mungkur, Bukit Sarah Klopo, dan Bukit Kemuncup.

Di salah satu jalurnya, yakni jalur Jolotundo, ditemukan berbagai peninggalan situs kuno dengan corak agama Hindu-Buddha. Lebih dari 116 peninggalan bersejarah pernah ditemukan, seperti candi, prasati, patung, dan sebagainya.

Wisatawan yang ingin menjajal terjalnya jalur pendakian Gunung Penanggungan harus membawa air minum, karena di sepanjang jalur tidak ditemukan sumber mata air satu pun. Jangan lupa juga membawa kamera untuk mengabadikan keindahan alam dari puncak gunung.

4. Kampung Majapahit

Di Mojokerto, tepatnya di Desa Bejijong, Jatipasar, dan Sentonorejo, terdapat kampung Majapahit. Kawasan ini telah menarik banyak perhatian karena nilai sejarah dan budayanya. Tak sulit untuk menuju Kampung Majapahit. Anda cukup mengikuti jalan utama yang menghubungkan antara Jombang dan Mojokerto, hingga sampai pada gapura Kampung Majapahit.

Kerajaan Majapahit yang berdiri lebih dari 7 abad yang lalu memang menjadi bagian sejarah Indonesia yang sangat berharga. Sisa-sisa reruntuhan berupa bangunan, tembok kuno, dan batuan kuno kembali dibangun oleh pemerintah setempat dan dijadikan cagar budaya.

Bentuk rumah di sini menyerupai pendopo atau rumah kuno khas Jawa dengan empat kayu penyangga. Desainnya memang sengaja dibuat gaya kuno untuk menunjukkan keaslian budaya zaman dulu. Lantainya masih menggunakan batu sungai. Di kampung ini juga, Anda bisa berinteraksi langsung dengan pengrajin batik tulis Majapahit yang merupakan profesi sebagian besar penduduk lokal.

Tujuan awal didirikannya kampung ini adalah sebagai tempat tinggal wisatawan. Namun, penduduk lokal banyak yang memanfaatkannya sebagai tempat usaha. Jika berkunjung ke sini, Anda bisa menyambangi rumah-rumah kuno, atau berinteraksi dengan warga lokal sambil berfoto dan merasakan suasana perkampungan khas kerajaan kuno.

5. OBECH Rafting Mojokerto

Anda penggemar olahraga arung jeram? Cobalah untuk menjajal OBECH Rafting yang berada di area Wisata Bandulan Alam, Pacet, Mojokerto. Di sini, Anda tak hanya bisa menikmati suasana alam yang asri, Anda juga akan merasa tertantang untuk menyusuri sungai beraliran deras yang menegangkan. Dari arah Surabaya, pengunjung bisa mengikuti jalur ke Mojokerto ke arah Pacet dengan jarak tempuh sekitar 1,5 jam.

Selain arung jeram, pengunjung juga bisa melakukan kegiatan menarik lainnya seperti permainan paintball, berkemah, atau mancakrida. Ada beberapa pilihan paket yang disediakan untuk menyusuri derasnya Sungai Pacet, yakni paket Gajah Mada, paket Brawijaya, dan paket Amukti.

Perbedaan paket tersebut ada di poin lama-pengarungan serta harga. Tentu saja, semakin singkat, harganya akan semakin murah.

● Paket Brawijaya: Rp 150.000/orang (minimal 5 orang)

Lama Pengarungan: 1-1,5 jam

● Paket Gajah Mada: Rp 175.000/orang (minimal 5 orang)

Lama Pengarungan: 2-2,5 jam

● Paket Amukti: Rp 199.000/orang (minimal 5 orang)

Lama Pengarungan: 3-4 jam

6. Candi Kedaton dan Sumur Upas

Terletak di kawasan Desa Santorejo, Trowulan, kompleks reruntuhan ini tak jauh dari Pendopo majapahit. Dari Pendopo Agung, Anda bisa mengambil jalur ke selatan sekitar 500 meter, atau sekitar 1,5 km ke arah barat dari Balai Penyelamatan Arca Mojokerto.

Candi Kedaton masih memiliki struktur bangunan yang cukup terjaga, terbukti dari bangunannya yang masih utuh. Dibandingkan dengan reruntuhan di sekitarnya, jelas sekali bahwa Candi Kedaton masih dijaga oleh masyarakat sekitar.

Adapun ssumur Upas yang terletak di bagian tengah kompleks dulunya dipercaya sebagai tempat latihan para kesatria kerajaan. Tak hanya itu, kesakralan situs ini juga terletak pada kandungan racun yang terdapat di air sumur yang bisa merusak sistem saraf. Di zaman Kerajaaan Majapahit, air sumur sering kali digunakan untuk merendam pusaka.

Selain makna historis, pengunjung akan merasakan aura mistis dari Sumur Upas. Menurut pengakuan juru kunci, sumur ini juga merupakan sebuah terowongan yang menghubungkan Kerajaan majapahit dengan Laut Selatan (Kidul). Jika penasaran dengan sejarah lengkapnya, Anda bisa mengunjungi situs ini dan berbincang dengan sang juru kunci.

7. Candi Kesiman

Bangunan candi lainnya yang bisa Anda temukan di Mojokerto adalah Candi Kesiman. Terletak di Desa Kesiman, candi ini memiliki legenda air suci atau Amerta yang dipercaya oleh masyarakat mampu memberikan kehidupan abadi. Candi yang dibangun di akhir era Kerajaan Majapahit ini, juga kerap dijadikan tempat bersemedi atau melakukan ritual khusus tolak bala.

Candi Kesiman berlokasi di kawasan Pegunungan Pacet sehingga membuat udara dan pemandangan di sini masih asri dan sejuk. Untuk menuju ke lokasi, Anda harus mengikuti jalan desa, sekitar 500 meter dari Jalan Raya Pacet-Gondang.

Di sekeliling candi yang berdiri tepat di lereng bukit ini, terdapat bunga berwarna-warni yang menambah kecantikan pemandangan sekitar. Jika cuaca cerah, pengunjung akan disuguhi pemandangan menakjubkan Gunung Sidiran, Gunung Wlirang, dan Gunung Welirang.

8. Candi Jolotundo

Banyak pengunjung yang tak hanya datang untuk melihat situs bersejarah ini, tapi juga untuk merasakan air yang konon digunakan untuk mandi para raja dan ratu zaman dulu. Kompleks candi dan pemandian dikelilingi oleh pepohonan yang rindang sehingga membuat nyaman wisatawan yang datang.

Lokasi Candi Jolotundo berada di lereng Gunung Penanggungan, tepatnya di Desa Seloliman, Trawas. Dari Kecamatan Pungging, Anda harus melalui Desa Kesamen lewat jalan yang cukup mulus.

Menurut cerita, candi ini dibangun oleh Raja Udayana dari Bali yang menikahi Putri Guna Priya Dharma dalam rangka menyambut kelahiran Prabu Airlangga, sang anak, di tahun 997 Masehi. Di kompleks candi juga terdapat kolam pemandian yang digunakan sang raja dan ratu.

Yang membuat spesial, air di pemandian ini tetap mengalir meski di musim kemarau. Dengan 52 pancuran air yang jernih, konon katanya kualitas air di pemandian Jolotundo adalah yang terbaik di Jawa.

Di sekitar kompleks juga telah dibangun beberapa pendopo dan gazebo untuk menikmati suasana pegunungan yang asri. Pengunjung hanya perlu membayar tiket masuk sebesar Rp6.000 per orang untuk mengunjungi kawasan ini.

9. Candi Bajang Ratu

Candi Bajang Ratu
Candi Bajang Ratu

Tak seperti candi kebanyakan, Candi Bajang Ratu di Mojokerto hanya menyerupai sebuah gapura. Berlokasi di Desa Temon, Trowulan, candi ini diperkirakan dibangun sekitar abad ke-13 dan ke-14. Dari jalur Mojokerto-Jombang, Anda bisa mengambil ke arah timur sekitar 200 meter sampai ke Dukuh Ngliguk. Dari sana, Anda cukup mengikuti jalan sejauh 3 km.

Dulunya, Candi Bajang Ratu dibangun dalam rangka penghormatan kepada Prabu Jayanegara dari Majapahit. Relief Sri Tanjung di bagian kaki gapura menjelaskan asal-usul didirikannya candi Bajang Ratu. Ada juga cerita yang menjelaskan bahwa candi ini merupakan gerbang menuju Keraton Majapahit yang lokasinya tak jauh dari sana. Bangunan gapura beratap ini sebagian besar terbuat dari batu bata merah, sedangkan bagian lantai tangganya terbuat dari batuan andesit.

Untuk mengunjungi situs bersejarah setinggi 16 meter ini, pengunjung hanya harus membayar tiket parkir seharga Rp 2.000.

10. Candi Brahu

Candi Brahu
Candi Brahu

Jika dibandingkan dengan candi-candi lain di Mojokerto, bisa dibilang Candi Brahu adalah yang paling tua usianya. Bahkan, prasasti tembaga Alasantan yang ditemukan di sebelah barat candi menjelaskan bahwa situs ini berusia lebih tua dari Kerajaan Majapahit.

Terletak di Desa Bejijong, Trowulan, pengunjung harus melewati jalan berupa tanah ladang dari jalur Mojokerto-Jombang sejauh 2 km. Supaya tidak tersesat, lebih baik bertanya kepada penduduk yang Anda temui di jalan.

Di lokasi ini, pengunjung bisa menemukan jejak-jejak dua kerajaan besar di Jawa, yakni Majapahit dan Kahuripan. Candi Brahu disebut-sebut dibangun pada masa Kerajaan Kahuripan berdiri atas perintah raja Empu Sendok. Candi setinggi 27 meter ini memiliki perpaduan corak antara agama Hindu dan Buddha. Asal-usul Candi Brahu konon berasal dari sebuah bangunan suci bernama Wanaru atau Warahu.

Pengunjung yang datang biasanya akan menemukan sajen yang diletakkan di pintu candi oleh warga sekitar. Adapun jika merasa lelah, pengunjung bisa beristirahat di bawah pohon-pohon rindang yang ada di sekitar candi.

11. Candi Tikus

Candi Tikus
Candi Tikus

Masih berstatus sebagai peninggalan Kerajaan Majapahit, Candi Tikus menjadi destinasi wisata favorit selanjutnya di Mojokerto. Sebelum difungsikan sebagai tempat wisata, dulunya situs ini adalah lokasi pemandian para raja. Masyarakat lokal juga berpendapat bahwa candi ini adalah tempat pemujaan bagi penganut agama Hindu. Di kompleks candi, Anda akan menemukan bangunan reruntuhan menyerupai puncak Mahameru yang dikelilingi kolam.

Dinamakan Candi Tikus karena saat dilakukan proses penggalian, ditemukan tikus dalam jumlah yang banyak. Terletak di Desa Temon, Anda harus melewati perempatan Trowulan, mengikuti jalan sejauh kurang lebih 3 km untuk mencapai lokasi objek wisata ini. Sebelum sampai, pengunjung akan melewati beberapa lokasi wisata lain seperti Candi Bajang Ratu, Museum Trowulan, dan Kolam Segaran.

Daya tarik utama Candi Tikus tidak hanya pada bangunan candi, tapi juga taman yang ada di sekitar kompleks. Banyak pengunjung yang memanfaatkan pemandangan hijau tersebut untuk berpiknik atau berfoto. Rumput-rumputnya ditata rapi, dan di sekitar candi juga terdapat penjual makanan untuk membuat liburan semakin komplet.

Tiket Masuk: Gratis. Biaya parkir sebesar Rp 2.000/motor.

12. Candi Jedong

Namanya memang tidak begitu populer seperti Candi Tikus atau Candi Trowulan, tapi Candi Jedong adalah salah satu objek wisata yang menarik untuk dikunjungi saat berada di Mojokerto. Sayangnya, tidak banyak wisatawan yang datang ke sini.

Anda yang ingin menyaksikan peninggalan sejarah yang berharga ini bisa menuju Desa Wotanmas Jedong, Kecamatan Ngoro, sekitar 30 km ke arah timur dari pusat Kota Mojokerto. Meski cukup jauh, tetapi situs wisata yang satu ini juga terletak di lereng Gunung Gajah Mungkur. Hasilnya, udara dan suasana di sekitar Candi Jedong masih asri dan sejuk.

Wisata bangunan candi yang tampak jelas adalah dua buah gapura tua yang letaknya terpisah. Berdasarkan prasasti yang ditemukan di sekitar lokasi, candi ini diperkirakan telah berdiri ribuan tahun silam, yakni sejak zaman Kerajaan Mataram Kuno.

Masyarakat sekitar menjuluki kedua gapura yang ada di kompleks Candi Jedong sebagai Candi Lanang untuk gapura yang lebih besar, dan Candi Wadon untuk gapura yang ukurannya lebih kecil. Keduanya dibangun menggunakan batuan andesit, dan dihubungkan dengan pagar yang terbuat dari batu bata.

Selain menyambangi peninggalan situs bersejarah di Jawa Timur, Anda juga bisa menikmati suasana asri yang ada di sekitar Candi Jedong. Untuk mengakses objek wisata ini, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk alias gratis.

13. Candi Bangkal

Di dekat Candi Jedong, Anda akan menemukan satu lagi objek wisata peninggalan sejarah, yaitu Candi Bangkal. Masih berada di Kecamatan Ngoro, pengunjung harus melanjutkan perjalanan ke timur Jalan Raya Ngoro sejauh 2 km. Sesampainya, Anda akan menemui sebuah pertigaan. Dari sana, Candi Bangkal bisa diakses sekitar 1 km lagi.

Tepatnya berlokasi di Dusun Candiharjo, Candi Bangkal masih berdiri dengan gagah di area persawahan dan dikelilingi taman yang cantik. Menurut masyarakat sekitar, candi ini dibagun pada sekitar abad ke-13 dan 14, dan merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.

Seperti candi pada umumnya, di dinding bangunan terdapat ukiran-ukiran yang menceritakan kisah zaman dulu. Masyarakat lokal kerap memanfaatkan situs ini sebagai lokasi untuk melakukan ritual tertentu. Tidah hanya itu, masyarakat sekitar juga masih kokoh memegang tradisi nenek moyangnya dengan cara mengadakan ritual sedekah bumi di kawasan dekat candi. Tak jauh dari bangunan candi, Anda akan menemukan sebuah pendopo, tempat pengunjung biasa melepas lelah.

14. Candi Wringin Lawang

Situs bersejarah yang satu ini diberi nama sesuai dengan lokasinya, yakni di Dusun Wringin Lawang, Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Selain itu, masyarakat sekitar juga mengenalnya dengan nama Gapura Jatipasar. Nama tersebut disematkan karena bentuk candi yang menyerupai gapura besar.

Wisatawan tak perlu susah payah mencari lokasi Candi Wringin Lawang, karena terletak di jalur Mojokerto-Jombang, tepatnya sekitar 200 meter masuk dari arah KM 11 Jalan Raya Mojokerto.

Tak seperti candi pada umumnya, peninggalan bersejarah ini tidak memiliki ukiran di dinding-dinding batunya. Menurut beberapa pendapat, candi ini merupakan gerbang menuju Keraton Majapahit. Namun, ada juga pendapat yang mengatakan bahwa Candri Wringin Lawang adalah pintu masuk menuju kediaman Patih Gajah Mada. Hal tersebut diperkuat dengan adanya arca Ganesha yang berukuran cukup besar di jalan masuk menuju candi.

Wisatawan yang ingin berkunjung tidak perlu membayar biaya tiket, hanya harus membayar biaya parkir sebesar Rp 3.000. Di sana, Anda bisa menikmati suasana asri dengan berbagai tanaman hias, pohon trenggulun, dan pohon maja yang ada di sekitar lokasi.

15. Makam Troloyo Mojokerto

Puas dengan wisata historis, Anda bisa menuju lokasi wisata yang menawarkan cerita keaslian budaya dan religi penduduk asli Mojokerto, Makam Troloyo. Kompleks pemakaman Islam kuno ini berlokasi di Dusun Sidodadi, Desa Santorejo, Kecamatan Trowulan, sekitar 12 km dari pusat kota Mojokerto. Pengunjung bisa datang ke sini menggunakan bus, kendaraan umum, atau kendaraan pribadi. Dari Jalan Raya Trowulan, Anda cukup lurus saja.

Dari cerita masyarakat sekitar, kompleks pemakaman Troloyo merupakan tempat peristirahatan kakek Sunan Ampel yang bernama Syekh Sayyid Muhammad Jumadil Qubro. Beliau merupakan seseorang yang berperan penting dalam menyebarkan agama Islam di masa pemerintahan Kerajaan Majapahit. Selain makam Shekh Sayyid Muhammad Jumail Qubro, di sini juga terdapat kuburan dari Syekh Abdul Qodir Jailani Sini, Syekh Maulana Skah, dan Syekh Maulana Ibrahim.

Selain sering dikunjungi oleh para peziarah, makam Troloyo juga kerap menjadi rumah bagi berbagai upacara budaya yang diadakan oleh masyarakat sekitar, terutama saat bulan Suro, Muharram, dan malam Jumat Legi. Untuk bisa mengunjungi tempat ini, Anda harus membayar uang sebesar Rp5.000 sebagai tiket masuk.

16. Museum Trowulan

Museum Trowulan
Museum Trowulan

Bagi Anda pencinta sejarah, Museum Trowulan akan menjadi destinasi wisata yang sempurna. Berlokasi di Dusun Unggahan, Desa Trowulan, pengunjung bisa dengan mudah menemukan lokasi museum dari jalur Surabaya-Mojokerto, tepatnya berada di Jalan Raya Trowulan.

Secara khusus, Museum Trowulan menyimpan berbagai benda warisan sejarah dari zaman Kerajaan Majapahit; dari mulai era prasejarah, Hindu-Buddha, Islam, sampai era kolonial. Dengan jumlah koleksi mencapai 80.000, Anda akan dibuat takjub oleh lengkapnya benda-benda peninggalan Kerajaan Majapahit seberti artefak, senjata tradicional, prasasti, arca, dan sebagainya.

Di museum ini pula ditemukan relief yang menceritakan datangnya pedagang dari Tiongkok ke Majapahit. Koleksi sejarah yang berbentuk kecil seperti koin emas, guci, alat-alat rumah tangga, dan keramik disimpan di dalam museum. Sementara untuk melihat arca dan patung-patung berukuran besar, pengunjung bisa menuju joglo yang ada di luar ruangan.

Jam buka: Setiap hari, pukul 07.30-15.00 WIB

Tiket masuk: Rp1.500 untuk pelajar, dan Rp2.500 untuk masyarakat umum

17. Museum Sanggar Gubug Wayang

Seperti namanya, museum ini adalah rumah dari ribuan koleksi wayang. Tak hanya tokoh wayang dari dalam negeri, Museum Sanggar Gubug Wayang juga memajang karakter wayang beberapa tokoh dunia seperti Mahatma Gandhi dan Lady Diana.

Berbagai jenis wayang bisa dilihat di dalam ruangan, dari mulai wayang golek, wayang kulit, dan wayang potehi. Selain itu, pengunjung juga bisa melihat beberapa pusaka khas Jawa dan koleksi benda antik seperti keris, gamelan, topeng reog ponorogo, kuda lumping dan masih banyak lagi.

Museum Sanggar Gubug Wayang berlokasi di pusat kota Mojokerto, yakni di Jl. Kartini No. 23. Selain belajar tentang warisan budaya Indonesia, pengunjung juga bisa berfoto di lokasi museum yang dirancang begitu menarik dengan tempat duduk dan lukisan mural di dinding yang Instagramable.

Jam buka: Selasa-Jumat pukul 09.00-17.00 WIB, Sabtu-Minggu pukul 09.00-20.00 WIB

Tiket masuk: Rp20.000 untuk pelajar, dan Rp 30.000 untuk masyarakat umum

18. Air Terjun Coban Canggu

Berlokasi di kawasan Padusan, Kecamatan Pacet, Mojokerto, objek wisata Air Terjun Coban Canggu banyak menarik wisatawan setiap harinya. Dari arah Surabaya, Anda harus melewati jalur menuju pacet sejauh 60 km. Jika berangkat dari pusat Mojokerto, area wisata ini hanya berjarak sekitar 30 km melalui jalur Mojokerto-Pacet.

Jalan menuju lokasi relatif mulus, tetapi Anda tidak bisa langsung sampai ke lokasi air terjun. Usai memarkir kendaraan di tempat yang disediakan, pengunjung masih harus berjalan kaki menaiki anak tangga sejauh 0,5 km atau selama setengah jam perjalanan.

Coban Canggu memiliki pemandangan alam yang indah, dengan ketinggian sekitar 70-80 meter. Batuan cadasnya dikelilingi oleh pepohonan rindang dan hawa yang sejuk karena berada di lereng Gunung Welirang. Selain menikmati panorama yang menyejukkan mata, pengunjung biasanya bermain air di kolam air terjun atau bersantai di gazebo yang disediakan. Di sana, Anda juga akan menemukan monyet-monyet liar yag berayun di pepohonan.

Jam buka: Setiap hari pukul 08.00-16.00 WIB

Tiket masuk: Rp7.000/orang.

19. Air Terjun Dlundung

Air Terjun Dlundung
Air Terjun Dlundung

Mengunjungi Air Terjun Dlundung akan memberi pengalaman paket wisata alam yang lengkap untuk liburan yang menyenangkan. Objek wisata alam yang berada di Mojokerto ini, dikelilingi oleh pepohonan yang rindang dari hutan yang berada di lereng Gunung Welirang.

Wisatawan yang datang sering kali menghabiskan waktu mereka dengan bersantai menikmati pemandangan air yang mengalir cukup deras dari ketinggian sekitar 50 meter. Batuannya memiliki struktur berundak dan dikelilingi oleh hutan yang rimbun. Ada juga berbagai kegiatan seru yang disediakan pihak pengelola, seperti mancakrida dan luncur gantung.

Untuk bisa sampai ke lokasi Air Terjun Dlundung, Anda harus menuju Desa Kemloko, Kecamatan Trawas. Dari jalur Surabaya-Pacet, objek wisata ini berjarak sekitar 60 Km. Sesampainya di Jalan Raya Trawas, Anda akan menemukan papan penunjuk jalan bertuliskan lokasi wisata air terjun.

Tiket masuk: Rp 5.000/per orang

Biaya parkir: Rp1.000 untuk motor, dan Rp2.000 untuk mobil

20. Bumi Perkemahan Dlundung

Apakah Anda pencinta kegiatan luar ruangan? Jika iya, sempatkalah untuk mampir ke Bumi Perkemahan Dlundung saat berkunjung ke Mojokerto. Dengan luas 1.600 hektare, kawasan perkemahan ini dikelola oleh pihak Perhutani KPH Pasuruan Mojokerto. Lokasinya tak jauh dari Air Terjun Dlundung yang memesona, sehingga Anda bisa mengunjungi dua objek wisata tersebut sekaligus.

Di lokasi ini, pengunjung bisa mendirikan tenda sembari menikmati suasana lereng Gunung Welirang yang asri. Udaranya juga masih sejuk serta dikelilingi pepohonan rindang yang jarang ditemui di kawasan perkotaan.

Soal fasilitas, Bumi Perkemahan Dlundung memiliki sarana yang cukup lengkap, seperti toilet, tempat parkir, dan musala. Ada juga warung milik penduduk lokal yang menjual aneka makanan dan minuman. Untuk bisa masuk ke sana, pengunjung harus merogoh kocek sebesar Rp5.000 per orang.

21. Air Terjun Coban Kembar Watu Ondo

Selain Coban Canggu, ada lagi sebuah air terjun yang menarik untuk disambangi saat di Mojokerto, yakni Coban Kembar Watu Ondo. Objek wisata alam yang satu ini terletak di perbatasan Batu dan Kabupaten Mojokerto. Tepatnya berada di Desa Pacet, wisatawan yang ingin ke sini bisa lewat jalur Pacet-Batu. Sesampainya di Jalan Raya Pacet, Anda harus mengikuti jalur menuju Tahura Raden Soerjo sampai bertemu dengan papan penunjuk jalan menuju air terjun ini.

Masyarakat sekitar menyebutnya Coban Kembar Watu Ondo bukan tanpa alasan. Coban berarti air terjun, sedangkan kata kembar menandakan adanya dua buah air terjun yang saling berhadapan dengan ketinggian berbeda di lokasi tersebut. Kata watu sendiri dalam bahasa Jawa berarti batu, sedangkan ondo berarti tangga. Hal tersebut menunjukkan jalanan menuju air terjun tersebut berupa anak tangga yang terbuat dari batu.

Air terjun yang lebih rendah memiliki ketinggian sekitar 15 meter berada di sisi kanan, sedangkan di sisi kiri terdapat air terjun yang ketinggiannya mencapai 70 meter. Kedua air terjun tersebut bersumber dari mata air yang berbeda, tetapi bermuara di satu kolam yang sama. Anda bisa menghabiskan waktu untuk mandi atau bermain air di kolam berair dingin tersebut.

Untuk bisa masuk ke kawasan air terjun Coban Kembar Watu Ondo, pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp 2.500 per orang.

22. Air Terjun Watu Lumpang

Tak jauh dari air terjun Coban Kembar Watu Ondo, terdapat air terjun lain yang tak kalah indahnya, yakni air terjun Watu Lumpang. Jika Anda adalah pencinta petualangan, tak ada salahnya untuk mengunjungi wisata alam yang satu ini.

Air terjun Watu Lumpang masih berada di kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) Desa Pacet, Kecamatan Pacet. Akses menuju lokasi juga cenderung mudah, yakni di sepanjang jalur Batu-Mojokerto. Sesampainya di jembatan Cangar, Anda cukup mengikuti penunjuk jalan yang akan membawa ke kawasan air terjun. Tempatnya berada sekitar 500 meter dari Coban Kembar Watu Ondo.

Air Terjun Watu Lumpang memiliki ketinggian sekitar 10-15 meter dengan aliran air yang tidak begitu deras. Pengunjung bisa bermain air atau berswafoto dengan latar pemandangan air terjun yang indah. Meski baru dibuka 3 tahun lalu, kawasan wisata ini banyak menarik pengunjung karena panoramanya yang indah dan tiket masuknya yang murah meriah. Wisatawan yang datang cukup membayar biaya parkir sebesar Rp 5.000.

23. Air Terjun Surodadu

Bukan hanya Coban Kembar yang memiliki air terjun kembar, Air Terjun Surodadu juga memilikinya. Berlokasi di Desa Claket, Kecamatan Pacet, pengunjung bisa menikmati keindahan panorama air terjun di tengah hutan bambu.

Anda yang ingin berkunjung ke sini bisa mengambil jalur Pacet-Clakat ke arah Trawas. Sampai di sebuah pertigaan, belok kanan ke arah Dusun Mligi hingga menemukan papan tanda ke arah Air Terjun Surodadu. Sesampainya di area parkiran, perjalanan masih harus dilanjutkan dengan berjalan kaki selama kurang lebih 20 menit untuk sampai di lokasi.

Setelah menempuh rute yang melelahkan, Anda akan disambut oleh gemericik air yang mengalir dari ketinggian sekitar 3 meter. Dua air terjun tampak memesona di tengah hawa lereng Gunung Welirang yang sejuk. Di sini, Anda bisa bersantai menikmati suasana atau bermain di air Surodadu yang dingin.

24. Pendopo Agung Trowulan

Wisata sejarah dan budaya di Mojokerto seakan tidak ada habisnya. Pendopo Agung Trowulan menandai perjalanan Anda selanjutnya untuk menelusuri jejak sejarah di kota ini. Berlokasi di Desa Trowulan, Anda bisa mengakses objek wisata ini dengan mudah, sekitar 5 km ke arah barat dari pusat kota Mojokerto.

Pintu masuk pendopo menyerupai candi bergaya Jawa kuno. Gapura ini juga difungsikan sebagai pemisah bagian luar dan dalam dari bangunan suci. Di halaman Pendopo Agung Trowulan juga terdapat patung Raja Brawijaya yang pernah memerintah Kerajaan Majapahit. Pendopo ini juga menjadi bagian penting untuk perayaan 1 Suro, yakni Grebeg Suro Majapahit yang menampilkan pertunjukan seni tari, ritual pembersihan senjata, dan pertunjukan wayang kulit.

Jam buka: Setiap hari pukul 07.00-17.00

Tiket masuk: Rp1.000/orang

25. Pemandian Air Panas Padusan Pacet

Jika Anda ingin berlibur di tempat wisata komplet untuk keluarga, cobalah kunjungi pemandian air panas Padusan. Dari kota Surabaya, Anda bisa mengambil jalur Surabaya-Mojosari hingga sampai di kawasan Pacet selama kurang lebih 2 jam perjalanan.

Kawasan pemandian air panas ini adalah salah satu tempat wisata yang populer di Mojokerto yang memiliki kadarsulfur tinggi. Pengunjung bisa relaksasi di kolam yang hangat untuk meredakan lelah di tengah sejuknya hawa kaki Gunung Welirang. Kandungan sulfurnya dipercaya bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit kulit. Selain berendam, Anda juga bisa berbelanja di pasar tradisional yang menjual ragam oleh-oleh khas Pacet, Mojokerto.

Jam buka: Setiap hari, 24 jam.

Tiket masuk: Rp12.500

26. Pacet Mini Park

Membawa si kecil berwisata ke Pacet Mini Park akan memberikan pengalaman liburan yang menyenangkan. Kawasan taman bermain ini berlokasi di jalur Surabaya-Krian-Mojosari-Pacet, yang bisa diakses setelah 2 jam perjalanan dari Surabaya.

Tak hanya waktu liburan, di hari biasa pun tempat wisata ini ramai dikunjungi pengunjung. Pengunjung bisa menikmati berbagai wahana seperti mancakrida, luncur gantung, bumper boat, cross country, dan masih banyak lagi.

Usai lelah menjajal berbagai permainan, pengunjung bisa bersantai dan menikmati makanan yang dijual di sekitar lokasi.

Jam buka: Senin-Kamis pukul 08.00-17.00 WIB, Sabtu-Minggu pukul 07.00-17.00 WIB

Tiket masuk: Rp 30.000-Rp 50.000/paket.

27. Strawberry Farm Pacet

Menikmati keindahan alam di kota Mojokerto bukanlah hal yang sulit. Anda bisa menghabiskan masa liburan dengan mengunjungi Strawberry Farm Pacet, sebuah kebun stroberi yang berada di kaki Gunung Welirang. Tempat wisata bertema agrowisata ini bisa diakses dari jalur Pacet-Mojokerto, tepatnya di Jalan Raya Pacet. Sampai di area Polsek Pacet, Anda bisa mengambil belokan kanan, sampai menemukan Strawberry Farm.

Di kawasan ini, pengunjung akan diajak untuk memetik berbagai jenis stroberi yang ditanam, dan mempelajari aneka hasil pertanian. Puas menjelajahi kebun, pengunjung bisa menuju Pondok Strawberry. Di sini, Anda bisa memesan aneka hidangan yang terbuat dari buah stroberi.

Jam buka: Sabtu-Minggu pukul 08.00-16.00 WIB

Tiket masuk: Rp5.000/orang, dengan harga paket mulai Rp25.000 sampai Rp175.000

28. Joglo Park Mojokerto

Terletak di lereng Gunung Welirang, Kecamatan Pacet, Mojokerto menjadi tempat yang ideal untuk berlibur di tengah sejuknya hawa pegunungan. Salah satu lokasi populer di kawasan Pacet adalah Joglo Park, sebuah taman bermain komplet yang menawarkan keseruan liburan bersama keluarga.

Dari Surabaya, objek wisata ini hanya berjarak sekitar 2 jam perjalanan, tepatnya di Jalan Raya Pacet KM 3. Selain hawa pegunungan yang menyegarkan, pengunjung juga bisa menikmati wahana kolam renang, mengendarai ATV, bumper boat, luncur gantung, dan masih banyak lagi.

Jam buka: Sabtu-Kamis pukul 09.00-16.30 WIB

Tiket masuk: Senin-Kamis – Rp40.000

Sabtu-Minggu – Rp50.000

29. Api Abadi Mojokerto

Masyarakat setempat menyebut fenomena ini sebagai Api Abadi Bekucuk. Salah satu objek wisata di Mojokerto ini menawarkan pemandangan alam langka, yakni kobaran api menyerupai api unggun yang tak pernah padam. Terletak di Dusun Bekucuk, Desa Tempuran, Kecamatan Soko, kawasan ini bisa dikunjungi setelah menempuh jarak skeitar 3 km dari pusat kota Mojokerto.

Menurut cerita, sumber api tersebut sudah ada sejak masa Kerajaan Majapahit. Zaman dahulu, konon para ahli senjata kerajaan kerap menempa keris dan peralatan kerajaan lainnya menggunakan api ini. Untuk bisa menikmati keindahan api yang berkobar secara maksimal, ada baiknya untuk mengunjungi tempat ini di sore hari menjelang senja.

30. Gua Gembyang

Lokasi terakhir dalam daftar tempat wisata di Mojokerto yang wajib Anda kunjungi adalah Gua Gembyang. Akses menuju lokasi cukup mudah, yakni berada di Desa Kuripansari, Kecamatan Pacet, tepat di pinggir jalan.

Di bagian dalam gua, pengunjung akan menemukan kemenyan dan dupa, serta buntalan kain putih di tengah gua. Konon, Gua Gembyang adalah lokasi mistis yang kerap digunakan untuk melakukan ritual tertentu. Di siang hari, suasana di sekitar gua tidak begitu mencekam dengan pepohonan yang rindang, tempat tupai-tupai biasa bergelantungan. Untuk mengunjungi kawasan ini, Anda tidak perlu mengeluarkan biaya masuk alias gratis.

Nah, itu tadi beberapa tempat wisata menarik yang wajib Anda kunjungi di Mojokerto. Jangan lupa mengabadikan setiap momen yang berharga saat ke sana. Selamat liburan!


Aktivitas & Rekreasi di Mojokerto

Bagikan